Full width home advertisement

Air Terjun

Travel the world

Post Page Advertisement [Top]

Air Terjun Sampuren Putih ; Tidak Tinggi Tapi Selalu buat Kangen Wisatawan

Air Terjun Sampuren Putih ; Tidak Tinggi Tapi Selalu buat Kangen Wisatawan
Air terjun yang terletak di Negeri Gugung, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera ini selalu menjadi spot wisata yang diminati kalangan pencinta alam, terutama para pencinta air terjun. Letak lokasi yang tidak terlalu jauh dari kota Medan, menjadi salah satu alasan para wisatawan untuk mengunjunginya.


Sama halnya dengan saya, beberapa hari yang lalu saya beserta beberapa teman satu komunitas baru saja mengunjungi tempat itu. Sebenarnya niat untuk datang ke Air Terjun Sampuren Putih ini sudah ada sejak lama, bahkan beberapa teman sudah sering mengajak saya pergi kesana, tapi karena timing nya yang belum pas maka keinginan itupun tertunda, hingga akhirnya beberapa hari yang lalu keinginan itupun terwujudkan.

Pergi ke Air Terjun Sampuren Putih ini bukanlah sesuatu yang di rencanakan, hari itu Sabtu sekitar jam 9 pagi teman-teman datang kerumah untuk ngumpul-ngumpul seperti biasa. Awalnya katanya sih ada yang pingin masak Ubi Goreng dirumah, ada yg mau masak Nasi Goreng juga. Ya bener juga sih, pas jam makan siang mereka mulai ngutak atik dapur, si Aryo masak nasi goreng, si Rijal goreng ubi sama sosis, sementara saya, Vean dan Sam ya cuma bantu komen-komen aja alias ngrusuhin.

Pas di jam makan siang semua hidangan sudah tersusun di meja makan, tapi karena meja makannya kecil, saya gelar karpet saja, dan kamipun makan ala lesehan. Yahh.. kalo yang masak itu para ahli-ahli kuliner ternyata emang enak di tenggorokan.

Sambil makan siang, kami ngobrol-ngobrol mengenai segarnya mandi-mandi di sungai, kebetulan hari itu cuaca rada panas. Nah disitulah muncul ide untuk cari kesegaran di air terjun. Pilih demi pilih akhirnya kami pilih Air Terjun Sampuren Putih. Selain tempatnya tidak terlalu jauh dari kota Medan, Air Terjun Sampuren Putih ini juga terkenal dengan kejernihan dan kesegaran airnya.

Setelah makan siang kelar, lagsung saja kami bersiap-siap untuk perjalanan menuju Air Terjun Sampuren Putih. Dengan mengendarai mobil Avanza hijau kesayangan, kamipun berangkat menuju arah Sibolangit.

Sekitar 1 jam kamipun sudah sampai di kawasan Sibolangit, dan kami teruskan naik sedikit hingga Sampai di kawasan Bandar Baru. Melewati Pasar Tradisional Bandar Baru yang ada di sisi kiri jalan dan kurang lebih 100 meter dari sana kami sampai di persimpangan jalan yang menuju ke Negeri Gugung dimana Air Terjun Sampuren Putih itu berada.

Simpang jalan itu berada di sebelah kiri jalan Utama Medan-Berastagi, saya lihat di plang penujuk arah, jalan itu bernama Jalan Bukum, dan kalo saya lihat di Google Map juga sama, dan simpang jalan itu memang bernama Simpang Bukum.

Dari persimpangan ini, kami ikuti saja jalan bukum ini, dan kebetulan salah satu temen yakni si Sam, dia sudah beberapa kali mengunjungi Air Terjun Sampuren Putih, jadi ya sudah nggak perlu lagi lah repot-repot cek Google Map. Jalannya sudah beraspal dan cukup mulus. Kami terus mengikuti jalan utama ini, hingga kami sampai di batas jalan beraspal, selanjutnya jalan tidak beraspal lagi namun menggunakan Paving Blok, owh.. lumayan bagus juga, mungkin karena jalan ini melewati sebuah komplek perumahan, sehingga pengembang mempercantik jalan dengan Paving Blok.

Kami masih terus mengikuti jalan utama, hingga kami ketemu sebuah Jembatan beton, dimana di ujung jembatan ini terdapat Gapura yang bertuliskan Selamat Datang, Desa Sikeben, kec. Sibolangit kab. Deli Serdang. Pas di ujung jembatan ini adalah persimpangan jalan, satu ke kanan satu kekiri. Kami mengikuti jalan yang bagusnya yaitu yang ke kiri.

Tidak jauh setelah melewati jembatan tadi kami berhenti sejenak di pinggir jalan, dari dalam mobil kami melihat pemandangan yang indah di sisi kiri jalan, dan kamipun turun dari mobil untuk menyempatkan mengambil gambar untuk beberapa jepretan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali.

Setelah sampai batas jalan yang berpaving blok, selanjutkan jalan beraspal namun sepertinya aspalnya sudah sangat lama, karena seringkali kami ketemu aspal yang sudah rusak, bahkan beberapa ruas jalan tidak lagi terlihat aspalnya melainkan jalan berbatu dan berlubang. Mungkin aspalnya tergerus oleh air hujan yang mengalir dari atas bukit. beberapa ruas jalan yang kami lalui agak menyempit, bahkan kadang hanya pas untuk satu mobil, beruntung tidak ada mobil yang berpapasan dengan kami, hanya beberapa sepeda motor milik warga setempat yang sesekali berselisih jalan dengan kami.

"Bang Kenzie, nanti di depan kita berhenti sebentar ya , ada pemandangan bagus" kata Sam.
" OK lah... " kata saya

Benar saja, tidak lama dari sana, kami melihat di sisi kanan jalan adalah persawahan warga, persawahan yang ada di lereng perbukitan. Terasering atau sengkedan terlihat sangat rapi di lereng bukit menambah keindahan pemandangan alam ini. Kamipun menyempatkan mengambil beberapa gambar untuk mengabadikannya. Ya lebih kurangnya 10 menit lah kami disana menikmati pemandangan alam sambil istirahat sejenak meregangkan kaki.

Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan awal, jalanan terlihat semakin menurun dan berkelok-kelok, terkadang malah cukup curam, untungnya tidak sedang hujan, kalau turun hujan barangkali jalan akan lebih licin. Ada sedikit rasa kekhawatiran juga dengan kondisi jalan ini, mengingat jalan menurun dan banyak berlubang yang cukup dalam, saya khawatir kalo Gardan mobil saya nyangkut dibebatuan, syukurnya saya sudah sering ketemu jalan yang mirip-mirip seperti ini di beberapa perjalanan saya yang sebelum-sebelumnya, sehingga saya tau trik-trik membawa kendaraan di jalan buruk, berlubang dan berbatu seperti ini.

Dugh..!! waduh !! bener saja, gardan mobil saya membentur batu, untungnya bukan batu besar, jadi masih aman, tapi tak lama dari itu... terdengar dari kejauhan suara mobil mengaung sedang menaiki tanjakan yang tentunya akan berselisih dengan mobil kami, mana jalan menurun dan berkelok ini sempit pula lagi, mataku bekerja cepat mencari bagian jalan yang sedikit lebar, agar bisa berselisih dengan mobil yang ada di depan. Bagitu terlihat ada bagian jalan yang melebar sedikit, langsung saya pinggirkan mobil saya, dan sayang injak pedal rem dan saya tarik rem tangan agar mobil berhenti, saya mengutamakan mobil Taft yang sedang mendaki ini duluan melintasi jalan.

Alhamdulillah.... mobil kami tidak bergesekan..

Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan dan masih melintasi jalan menurun dan berlubang ini. Selama perjalanan selalu muncul rasa khawatir di benak saya, terbayang bagaimana nantinya ketika kami pulang mendaki jalan yang curam ini dan dalam kondisi hujan, mengingat kawasan ini adalah pegunungan yang kapan saja hujan bisa turun. Tapi ya sudahlah nanti sajalah itu dipikirkan....

Kelokan demi kelokan kami lalui.... akhirnya sampailah kami di Negeri Gugung, kami ketemu Jembatan Besi sepanjang lebih kurang 25 meter. Dan jembatan inilah yang merupakan patokan akhir perjalanan menuju Air terjun Sampuren Putih.

Sebelum jembatan ada halaman rumah warga yang cukup luas, dan sayapun berhenti di depan rumah warga itu untuk memarkirkan kendaraan. Setelah turun dari mobil saya menjumpai ibu-ibu pemilik rumah yang sedang duduk di depan pintu untuk memohon izin parkir kendaraan.

Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, terdengar keras gemericik air sungai seruway saat kami melintasi jembatan besi itu, dimana hulu sungai ini adalah Air Terjun Sampuren Putih.

Sekitar 10 meter dari jembatan ada kedai kopi warga di sebelah kanan jalan, dan dari samping kedai kopi ini pulalah jalan menuju ke Air terjun Sampuren Putih.

" Bentar yah...!! " kata Aryo , saya pikir mau ngapain, eh ternyata dia mau jajan cemilan di kedai itu, hahaha.. Memang temen saya satu ini suka bener ngemil....

Kamipun melanjutkan berjalan kaki menyusuri jalan setapak di pinggiran sungai, suasana hutan langsung terasa, ditandai dengan bunyi gareng atau tonggeret si serangga yang suka berbunyi dipohonp-pohon. Gemericik air sungai menambah kegembiraan tersendiri, yang berarti air terjun sudah tidak jauh lagi. Benar saja, hanya sekitar 15 menitan saja berjalan santai dari jembatan kamipun sampai di Air Terjun Sampuren Putih.

Sesampai disana, ternyata sudah ada pengunjung lain yang lebih dulu sampai, ada sekitar 7 orang dan semuanya laki-laki, kelihatannya mereka sedang asik bermain air.

Kami mencari tempat yang sedikit lapang untuk meletakan tas dan makanan yang sengaja kami bawa dari rumah. Langsung saja saya buka kaos dan Ceguurrrr..!!!

Setelah menceburkan badan ke air sesaat, saya kembali kepinggiran, dan sayapun mendekati kelompok pengunjung yang tadi, sambil kenalan.

" Udah lama sampai bang ? " kata saya kepada salah satu dari mereka untuk mengawali pembicaraan.
" Udah bang, udah dari tengah hari tadi kami sampai sini ". Kata orang yang saya tanya tadi.
" Naik apa abang kemari tadi ?", kembali saya bertanya, karena sebelumnya saya tidak melihat ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang terparkir di parkiran dekat mobil saya.
" Kami carter angkot bang dari Kabanjahe ", owh.. ternyata mereka carter angkot, pantas tadi sekilas saya melihat ada angkot terparkir di depan kedai kopi, ternyata mereka naik itu.

Setelah beberapa saat saya berkenalan dengan mereka, saya pun kembali masuk ke air untuk berendam.

Sambil berendam, saya mengamati air terjun yang ada di depan mata saya ini. Air terjun nya memang tidak tinggi, paling hanya sekitar 3 meter saja dari air, namun debit airnya cukup deras dan stabil. Sebelum saya kemari saya sudah terlebih dahulu membaca artikel dari beberapa blog dan ulasan pengunjung di Google. Disana ada yang mengatakan bahwa Air Terjun Sampuren Putih ini sebenarnya bukan hanya yang setinggi 3 meter saja seperti yang sekarang terlihat di depan mata saya, namun sebenarnya jika di telusuri keatas, air terjun ini merupakan air terjun 7 tingkat yang jika ditotalkan ketinggiannya mencapai 150 meter, namun hanya air terjun di tingkat terbawah inilah yang terlihat, karena memang posisi aliran airnya tidak sejajar, namun agak berbelok ke kiri, sehingga jika dilihat dari posisi saya sekarang tentu tidaklah terlihat karena tertutupi oleh tebing dan hutan.

Yang menarik dari air terjun ini adalah airnya yang seakan-akan keluar dari mulut Goa selebar 2 meter, airnya terjun kebawah menimbulkan buih-buih putih yang indah. Buih-buih putih inilah yang konon menjadi dasar penamaan Air Terjun Sampuren Putih. Dimana kata " Sampuren " dalam bahasa Karo berarti Air Terjun. dan kata " Putih " berasal dari buih-buih air yang berwarna putih ini.

Saya tidak tau berapa pastinya kedalaman di bagian air terjunnya, namun penduduk setempat mengingatkan agar kita tidak berenang kearah air terjun karena berbahaya. Menurut penduduk, pas dibawah air terjun terdapat cekungan yang dalam, sehingga air yang jatuh dari atas akan menggulung di bagian cekungan ini, dan jika kita masuk ke area cekungan maka kita bisa tergulung oleh air yang jatuh dari atas dan sangat deras.

Pesan penduduk setempat tentunya menjadi alarm bagi kami untuk lebih berhati-hati, oleh karenanya kamipun hanya berani berenang ke bagian air yang setinggi dada saja, kami tidak berani ke bagian dimana jatuhnya air, meskipun sebenarnya bagi saya merasakan guyuran langsung dari air terjun adalah sensasi yang paling mengasikan, tapi demi keselamatan kami lebih memilih menghindarinya.

Sedang asiknya mengamati air terjun, tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara panggilang dari arah belakang, dan sayapun langsung menoleh keasal suara tadi.

" Bang..!! kami duluan lah ya.. " kata teman pengunjung yang dari Kabanjahe tadi.
" Owh.. iya bang, lanjut bang, sampai jumpa lagi bang... " kata saya menyahuti..

Saya melihat beberapa dari mereka masih ada yang sedang membereskan tas bawaannya, dan ada juga yang masih menyempatkan utk berfoto, hingga akhirnya merekapun bersama-sama beranjak meninggalkan kami yang masih ada disini. Saya kembali bergabung dengan Aryo, Vean, Sam dan Rizal yang sedang asik bermain air.

Bukan Sam namanya kalo tidak membuat sesuatu yang unik, dia membuat tumpukan batu bersusun keatas dari yang paling besar hinggal yang kecil, saya perhatikan berkali-kali tumpukan batu itu runtuh karena tidak seimbang, hingga setelah berkali-kali mencoba akhirnya berhasil juga. Tumpukan batu itu sekarang sudah stabil, dan si Sam langsung mengambil Smarphone dari tas yang ada di pinggiran dan kemudian kembali ke dekat tumpukan batu itu lagi. Ternyata dia menjadikan tumpukan batu itu sebagai Angel Poto. Hemmm..... ternyata, dan sudah ku duga...

Kami ber 5 memang benar-benar menikmati saat-saat berada di air terjun ini, suara air terjun yang terasa merdu, suara tonggeret di pepohonan, udara yang sangat segar dan air jernih nan sejuk ini membuat kami malas untuk meninggalkan tempat ini. Ditambah lagi saat itu tidak ada pengunjung selain kami disana, membuat kami bebas berekspresi tanpa merasa malu dan sungkan dengan orang lain.

Saya, Aryo, Rizal, Vean dan Sam, berganti-gantian untuk berfoto di dalam air dengan background air terjun, terkadang ada aja yang usil menyiprati air dari kejauhan, kadang melempar batu ke tempat di sekitaran saya berdiri agar cipratan air itu tercapture ke dalam poto.

Sesekali kami berhenti bermain-main, untuk kemudian kami makan cemilan yang kami bawa dari rumah. Memang makan di suasana hutan dan air terjun seperti ini segalanya terasa enak, hingga semua yang tertinggal hanyalah bungkusnya saja. Setelah makanan habis kamipun kembali bermain air, rasanya ingin berpuas-puas kami mandi disini.

Namun hari mulai sore dan mendung terlihat diatas kami, kamipun dengan berat hati harus berkemas dan berpakaian kembali. Setelah semuanya beres, tidak lupa kami mencari dan membersihkan sampah-sampah plastik bekas bungkus makanan yang tadi kami bawa untuk dimasukan kedalam satu plastik kresek dan kami bawa kembali. Kami sudah terbiasa dengan istilah " Jangan Tinggalkan Sampah ". hehehe..

Dari area air terjun, kami kembali menyusuri jalan setapak dan menuju ke parkiran mobil. Ketika kami sampai di kedai kopi yang terletak di pangkal jalan tadi, kembali saya di kejutkan oleh suara yang tidak terdengar asing.

" Udah siap bang mandi-mandinya ? " owh... rupanya mereka adalah teman-teman pengujung yang dari Kabanjahe tadi. Ternyata mereka tidak langsung pulang, tapi mereka ngopi-ngopi dulu di kedai kopi.

" Oh iya bang... udah sore juga soalnya.. hehehe.. ", abang belum pulang ? " kata saya menimpali.
" Belum bang, sebentar lagi " katanya pula.
" owh ok bang Siip.. kami jalan duluan ya bang .." kata saya lagi
" iya bang... " kata mereka bersamaan...

Ya begitulah, salah satu nikmatnya jalan-jalan adalah berjumpa dengan teman-teman baru dan pengalaman baru.

Kamipun sampai di parkiran, si Aryo langsung menjumpai ibu pemilik rumah dimana kami parkir, dan memberikan uang sekedar untuk jasa parkir.

Setelah semuanya beres, kamipun masuk kedalam mobil untuk melanjutkan perjalanan pulang...

Kesimpulan :
Air Terjun Sampuren Putih, berada di Negeri Gugung, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kata Sampuren Putih berasal dari kata " Sampuren " yang dalam bahasa Karo berarti Air Terjun, dan kata "Putih" berasal dari buih-buih air terjun yang berwarna Putih.

Jika kamu-kamu berkunjung kesana, janganlah berenang ke bagian bawah air terjun, karena disana ada cekungan dalam, yang mengakibatkan gulungan air yang deras di dalam cekungan itu, hal itu bisa membahayakan keselamatan.

Sebagai warning, beberapa hari setelah kunjugan kami kesana, terjadi musibah yang mengakibatkan kehilangan nyawa salah satu pengunjung yang tergulung air di cekungan dibawah air terjun. Maka jadikanlah ini sebagai alarm, namun bukan berarti kamu-kamu lantas takut untuk berkunjung kesana... urusan nyawa ada ditangan Tuhan, jadi jangan perfikir yang bukan-bukan. So Piknik Must Go On..

Cara Menuju ke Air Terjun Sampuren Putih :
Jika dari Kota Medan
  1. Kamu bisa naik Kendaran Roda Dua maupun Roda empat, dengan catatan Rem kendaraan benar-benar baik karena beberapa ruas jalan menurun tajam, dan berlubang bahkan licin jika turun hujan, (setidaknya ini kondisi saat kami kesana, Maret 2018), jika menggunakan Kendaraan roda empat, sebaiknya jangan Sedan atau sekelasnya, karena bagian bawah akan tersangkut batu. Gunakan Mobil sejenis Avanza / xenia atau yang lebih tinggi.
  2. Dari Kota Medan ikuti jalan Jamin Ginting terus menuju Sibolangit, Di Sibolangit kamu akan menjumpai Tempat Rekreasi Hill Park di sebelah kiri jalan, dan Bumi perkemahan Pramuka di Sebelah kanan Jalan, dari sana terus saja.
  3. Sebelah kiri jalan kamu akan menjumpai Rumah Makan SEHATI, dari rumah makan ini terus saja kamu akan jumpa Pasar Tradisonal Bandar Baru.
  4. Tidak jauh dari Pasar Tradisional Bandar Baru, kamu akan ketemu Simpang Bukum di sebelah kiri jalan, Masuk dan ikuti terus jalan Bukum itu, hingga kamu ketemu Jembatan beton dengan Gapura di ujungnya yang bertuliskan ' Selamat Datang di Desa Sikeben.
  5. Belok kiri dan ikuti terus jalan itu ( Jalan utama ), kamu akan menjumpai beberapa jalan yang menurun tajam alias curam, maka berhati-hatilah.
  6. Patokan Terakhir Adalah Jembatan Besi Sei Seruway, dan parkirkanlah kendaran kamu di pelataran parkir yang ada disekitaran jembatan itu. Selebihnya berjalan kaki melewati jembatan itu, dan 10 meter dari jembatan ada kedai Kopi dan di samping kedai kopi itu adalah Jalan masuk menuju ke Air terjun Sampuren Putih. ikuti saja jalan setapak itu, sekitar 10-15 menit kamu akan sampai.

Jarak :
  • Dari Padang Bulan ( Fly Over Simpang Pos ) ke Simpang Bukum Bandar Baru, Sibolangit 42km, memakan waktu 1jam 30 menit.
  • Dari Simpang Bukum Bandar Baru ke Air Terjun sampuren Putih 10km, memakan waktu sekitar 30 menit - 45 menit, tergantung kecepatan kendaraan.

Tips Menuju Air Terjun Sampuren Putih :
  1. Datanglah di hari biasa atau bukan musim liburan, agar kamu bisa lebih leluasa menikmati pemandangan sekitar air terjun.
  2. Bawalah makanan dari rumah, karena setelah mandi-mandi di air plus udara yang dingin, membuat kamu akan cepat merasa lapar.
  3. Pergilah diwaktu pagi hingga lewat pertengahan hari, agar kamu bisa puas bermain-main air.
  4. Selama perjalanan, kamu akan disuguhi pemandangan alam yang indah, tidak ada salahnya jika kamu berhenti untuk menikmatinya.


Selamat piknik,

Artikel ditulis oleh : Kenzie ( Founder Boleh Wisata ) IG : @kenzie_yds

Travelmate :
Vean Tristan IG : @veantristan
Aryo IG : @yoezubair
Rijal IG : @mairizaljali
Sam IG : @irwansyahsam
Via Google Map

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca artikel ini, silahkan tulis komentar kamu dengan bahasa yang baik dan sopan.

Bottom Ad [Post Page]