Gunung Sibayak yang terletak di dataran tinggi Karo, Sumatera Utara ini sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan, bukan hanya puncaknya saja yang menjadi incaran para pendaki gunung, namun di bawah kaki gunung Sibayak tepatnya di bagian selatan gunung terdapat lokasi wisata alam pemandaian air panas yang bernama Sidebuk-debuk.
Saya sebagai penulis artikel ini, ingin mengulas kembali mengenai tempat wisata yang satu ini. Sebelumnya saya sudah beberapa kali mengunjungi tempat pemandian air panas (Hot Spring) Sidebuk-debuk bersama teman-teman, bersama anggota komunitas, bersama tamu luar kota dan bersama keluarga, yang jelas saya lupa ngitungnya udah berapa kali.
Pada awal saya kemari dulu, saya bersama dengan teman saya yang merupakan warga asal Berastagi bernama Adian Sembiring dan teman saya satu lagi bernama Adriansyah asal Kota Medan. Adian membawa saya ke pemandian Lau Debuk-debuk yang katanya merupakan cikal-bakal dari tempat wisata ini. Tempat yang saya kunjungi itu berupa kolam-kolam penampungan air panas yang mengandung kadar belerang (Sulfur) yang sangat tinggi, aroma belerang ini sangat pekat hingga terkadang saya harus menutup hidung untuk beberapa saat. Kolam air panas ini cukup luas namun di bagi-bagi menjadi beberapa kolam dengan sekat dinding semen sebagai pembatasnya, tujuannya adalah untuk membagi tingkat kadar belerang dan kepanasan air tersebut.
Air panas yang keluar langsung berasal dari dasar kolam, dan memunculkan gelembung-gelembung air, dasar kolam tidak di semen atau di keramik dibiarkan alami, banyak endapan belerang di dasar kolam, bahkan saking banyaknya terkadang kaki saya seperti menginjak lumpur. Waktu itu saya juga melihat beberapa pengunjung sedang membalurkan endapan/lumpur belerang ke tubuh mereka, dan saya bertanya pada mereka, untuk apa tujuannya, apakah ada manfaatnya ?, mereka mengatakan bahwa, lumpur belerang ini bisa menghilangkan pegal-pegal, gatal-gatal dan alergi. Saya hanya bisa bilang "Ooohh..". Saya sendiri belum paham akan kebenarannya, yang ada malah saya ikut-ikutan membalurkan lumpur itu ke muka saya yang waktu itu sedang berjerawat. Dan beberapa hari kemudian memang ternyata jerawat saya mulai mengempis dan menghilang. Saya juga masih belum yakin apakah sembuh karena olesan lumpur belerang, atau sembuh karena saya sering mencuci dengan air hangat dan air es. Yah, tidak jadi soal yang penting jerawat saya hilang.
Menurut Adian, dulunya kolam air panas ini di kelola oleh pemerintah kabupaten Karo bersama penduduk setempat. Namun sayangnya seperti tidak terurus, menjadikan berkurangnya wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Sejauh yang saya lihat hanya ada beberapa orang pasangan muda-mudi salah satunya yang tadi sedang memoles-moles lumpur ke tubuhnya dan dua keluarga yang sedang menikmati makan siang di gubuk yang berada di pinggir kolam. Tidak seperti dulu katanya, dulu kolam ini adalah "the best" nya pemandian air panas disini. Namun seiring waktu berjalan, para penduduk setempat melihat akan potensi wisata dan ekonomi yang ada di wilayahnya. Banyak dari mereka merubah tanah pertaniannya menjadi tempat wisata pemandian air panas, bahkan sebagian dari mereka menyediakan tempat penginapan sebagai fasilitas tambahannya. Dan saat ini, pemandian air panas tidaklah hanya satu, tapi sudah puluhan jumlahnya. dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya. itulah salah satu yang menjadi alasan mengapa pemandian air panas yang merupakan cikal-bakal ini menjadi berkurang pengunjungnya, karena banyaknya pilihan.
Nah gaes.. Itu adalah sekilas mengenai awal saya mengenal tempat wisata Sidebuk-debuk yang ada di kaki Gunung Sibayak, Berastagi ini.
Selanjutnya saya akan berbagi cerita mengenai kunjungan saya bersama teman-teman Komunitas Jalan-jalan Indonesia Regional Sumatera Utara.
Hari ini Minggu, 30 September 2018, teman-teman komunitas berkumpul dirumah saya sekitar jam 10 pagi. Ada Vean tristan yang tinggal serumah dengan saya, ada si Indah Jho & Diana Rose yang datang lebih awal, disusul Aryo, Endri dan Gempur, dan ada yang paling telat datang yakni si Anjas.
Pada awalnya kami tidak memiliki tujuan pasti mau pergi kemana pokoknya ketempat pemandian biar bisa main-main air, namun usul demi usul akhirnya kami memiliki destinasi yang akan dituju yakni Air Terjun Loknya dan Air Terjun Satu Hati, yang berada di Sibolangit.
Jam 13.00 wib kami berangkat dari rumah, sudah kesiangan sih sebenarnya, tapi karena menunggu temen yang belum sampe-sampe(Anjas)makanya rada telat berangkatnya. Bersama si hijau Avanza ku, mobil kesayangan yang selalu menjadi teman perjalanan kami berangkat dari rumah menuju Air Terjun Loknya dan Air Terjun Satu Hati di Sibolangit.
Di pertengahan perjalanan tepatnya sekitar kawasan Pemandian Sembahe, kabut mulai menutupi jalan, dan udara dinginpun mulai terasa, biasanya hal ini karena turun hujan di gunung. Sekitaran jam 2 sore akhirnya kami sampai di Sibolangit, dan kami pun berbelok kekiri masuk kejalan yang menuju Air Terjun Loknya.
Sebelum sampai ke Air Terjun Loknya, kami mampir ke Tibrena Mekar untuk makan siang terlebih dahulu. Tibrena Mekar yang terkenal dengan restoran terapung dan Ikan bakarnya, juga merupakan tempat bermain, memiliki fasilitas Outbond dan Camping Ground bahkan penginapan juga tersedia disini.
Ketika kami sampai di Tibrena Mekar, saya melihat anak-anak Pramuka sedang mengadakan perkemahan disana, saya tidak tau dalam rangka apa, barang kali perkemahan reguler PERSAMI = Perkemahan Sabtu Minggu. Jika saya lihat dari Uniform mereka, sepertinya mereka para Pramuka Penegak dan Pandega. Saya mengerti tentang seragam Pramuka, karena saya sendiri dari mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi sangat aktif di Pramuka, bahkan saya tau banyak tentang petualangan juga dari Pramuka.
Terkenang sebentar di benak saya, bagaimana saya mengikuti kegiatan Pramuka, dari mulai Jambore Nasional di tinggat Penggalang hingga Raimuna Nasional di tingkat Penegak/Pandega,dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan bersekala nasional di Kesakaan dimana saya dulu sangat aktif di Saka Wanabakti. Saya aktif di Dewan Kerja Daerah (DKD) dan Dewan Kerja Nasional (DKN), sayangnya saat ini karena waktu dan pekerjaan, saya tidak begitu aktif di Kepramukaan lagi, tapi jiwa Pramuka saya tetap melekat selamanya.
Tiba-tiba kenangan saya pun buyar ketika air hujan menetes jatuh di tangan dan kepala saya, dan baru menyadari jika tadinya saya mau ke restoran apung Tibrena Mekar untuk melihat apakah masih ada meja kosong yang muat untuk delapan orang apa tidak. Setelah masuk ke restoran apung, saya langsung menjumpai pelayan restoran dan menanyakan apakah masih ada meja kosong untuk delapan orang. Alhamdulillah.. ternyata masih ada.
Ketika semua teman-teman sudah duduk di kursi, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, sontak saja orang-orang yang sedang santai duduk-duduk di taman pada lari mencari tempat untuk berteduh, bahkan para Pramuka yang tadinya sedang melaksanakan upacara di lapangan langsung berhamburan lari ke tenda masing-masing. Tanpa ku sadari aku tersenyum-senyum melihat kondisi saat itu.
Karena perut sudah keroncongan saya pun memanggil pelayan restosan untuk memesan makanan. Si Aryo ternyata sudah sangat kelaparan, sebelum makanan yang dipesan datang, dia memesan dua piring gorengan untuk ganjal perut sementara. Dan benar saja, dua piring gorengan pun langsung habis kami embat.
Ahhh... Akhirnya pesanan makanan kami pun datang, hidangan yang kami makan terasa sangat nikmat, barang kali karena efek kelaparan. Kami menikmati makanan sambil membahas rencana selanjutnya.
Hingga makanan kami habis, ternyata hujan belum juga reda, padahal saat itu waktu sudah menunjukan pukul 15.30 wib, beberapa saat kami sempat beradu usulan mengenai rencana selanjutnya. Dengan pertimbangan waktu dan jarak, akhirnya kami menentukan Pemandian Sidebuk-debuk sebagai destinasi berikutnya.
Dan setelah mufakat, akhirnya kamipun meninggalkan Tibrena Mekar menuju pemandian alam air panas Sidebuk-debuk meskipun saat itu hujan belum juga reda.
Setelah melewati Penatapen Doulu (Puncak jalan tertinggi menuju Berastagi) dan melewati pabrik Air Mineral Aqua, akhirnya kami sampai di Simpang Doulu, jalan menuju ke Pemandian Alam air panas Sidebuk-debuk. Saat ini hujan sudah reda,namun di perjalanan kami berpapasan dengan mobil yang hendak keluar (dari arah lokasi wisata), dan sekilas saya dengar dari dalam mobil itu ada yang berteriak " Banjir.. balik balik ", begitu juga ketika kami berpapasan dengan pengendara speda motor, dia juga berkata " Banjir Bang !, dalam airnya.."
Namun saya masih penasaran, karena di depan kami juga ada mobil yang satu tujuan dengan kami, makan kami pun tetap melanjutkan, setiap orang yang berpapasan dengan kami, kami tanya " Bang banjir di depan ya ?", jawab mereka "Iya banjir, sampai satu ban ".
Saya melihat ke depan, beberapa mobil mulai putar balik, dan tentu saja sayapun merasa ragu untuk melanjutkan,karena saya melihat didepan kendaraan sudah antri, sementara dibelakang saya masih ada 2 mobil, disaat-saat begini, saya harus ambil keputusan antara lanjut atau balik arah.
Saya berkata kepada teman-teman :" Gaes gemana kalao kita putar balik aja dulu ya, soalnya ini kalo kondisinya begini macet, terus di depan banjir khawatirnya nanti mobil bisa mogok di tengah banjir dan kemacetan, atau kita jalan-jalan dulu ke Berastagi, nanti sekitar satu atau dua jam lagikan banjir sudah surut, nanti baru kita balik kemari lagi ". Dan karena semua pada setuju, sayapun memutar balik mobil saya.
Keluar dari Simpang Doulu, kami berbelok kekanan menuju arah Kota Berastagi, diperjalanan kami sepakat untuk pergi ke perkebunan jeruk RIBU yang bisa petik sendiri dengan harga murah, tapi ternyata kebunnya tutup, mungkin karena buah jeruk yang masak sedikit atau belum musim panen raya. Kamipun mencoba untuk terus jalan sambil melihat setiap pinggir jalan mana tahu ada kebun jeruk yang buka dan bisa petik sendiri, eh ternyata tidak ada juga. Akhirnya kami pun melanjutkan untuk pergi ke Perkebunan Strawbery, kami mampir ke Perkebunan Strawbery RINI COLIA yang terletak di Jalan Jaranguda pinggiran kota Berastagi. Untuk Review kebun Strawbery RINI COLIA ini saya tulis di artikel yang berbeda.
Dari kebun Strawbery, kami menuju Masjid Istihraryang terletak di jalan Perwira, No. 213, Brastagi letaknya tidak jauh dari Pasar Buah Berastagi berastagi untuk menunaikan sholat Ashar, waktunya udah mepet jadi buru-buru.
Setelah Shalat Ashar di Masjid Istihrar, kami kembali ke rencana awal, yakni menuju ke Pemandian Alam Air Panas Sidebuk-debuk.
Jalan menuju lokasi Sidebuk-debuk masih banjir
Saya sebagai penulis artikel ini, ingin mengulas kembali mengenai tempat wisata yang satu ini. Sebelumnya saya sudah beberapa kali mengunjungi tempat pemandian air panas (Hot Spring) Sidebuk-debuk bersama teman-teman, bersama anggota komunitas, bersama tamu luar kota dan bersama keluarga, yang jelas saya lupa ngitungnya udah berapa kali.
Pada awal saya kemari dulu, saya bersama dengan teman saya yang merupakan warga asal Berastagi bernama Adian Sembiring dan teman saya satu lagi bernama Adriansyah asal Kota Medan. Adian membawa saya ke pemandian Lau Debuk-debuk yang katanya merupakan cikal-bakal dari tempat wisata ini. Tempat yang saya kunjungi itu berupa kolam-kolam penampungan air panas yang mengandung kadar belerang (Sulfur) yang sangat tinggi, aroma belerang ini sangat pekat hingga terkadang saya harus menutup hidung untuk beberapa saat. Kolam air panas ini cukup luas namun di bagi-bagi menjadi beberapa kolam dengan sekat dinding semen sebagai pembatasnya, tujuannya adalah untuk membagi tingkat kadar belerang dan kepanasan air tersebut.
Air panas yang keluar langsung berasal dari dasar kolam, dan memunculkan gelembung-gelembung air, dasar kolam tidak di semen atau di keramik dibiarkan alami, banyak endapan belerang di dasar kolam, bahkan saking banyaknya terkadang kaki saya seperti menginjak lumpur. Waktu itu saya juga melihat beberapa pengunjung sedang membalurkan endapan/lumpur belerang ke tubuh mereka, dan saya bertanya pada mereka, untuk apa tujuannya, apakah ada manfaatnya ?, mereka mengatakan bahwa, lumpur belerang ini bisa menghilangkan pegal-pegal, gatal-gatal dan alergi. Saya hanya bisa bilang "Ooohh..". Saya sendiri belum paham akan kebenarannya, yang ada malah saya ikut-ikutan membalurkan lumpur itu ke muka saya yang waktu itu sedang berjerawat. Dan beberapa hari kemudian memang ternyata jerawat saya mulai mengempis dan menghilang. Saya juga masih belum yakin apakah sembuh karena olesan lumpur belerang, atau sembuh karena saya sering mencuci dengan air hangat dan air es. Yah, tidak jadi soal yang penting jerawat saya hilang.
Menurut Adian, dulunya kolam air panas ini di kelola oleh pemerintah kabupaten Karo bersama penduduk setempat. Namun sayangnya seperti tidak terurus, menjadikan berkurangnya wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Sejauh yang saya lihat hanya ada beberapa orang pasangan muda-mudi salah satunya yang tadi sedang memoles-moles lumpur ke tubuhnya dan dua keluarga yang sedang menikmati makan siang di gubuk yang berada di pinggir kolam. Tidak seperti dulu katanya, dulu kolam ini adalah "the best" nya pemandian air panas disini. Namun seiring waktu berjalan, para penduduk setempat melihat akan potensi wisata dan ekonomi yang ada di wilayahnya. Banyak dari mereka merubah tanah pertaniannya menjadi tempat wisata pemandian air panas, bahkan sebagian dari mereka menyediakan tempat penginapan sebagai fasilitas tambahannya. Dan saat ini, pemandian air panas tidaklah hanya satu, tapi sudah puluhan jumlahnya. dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya. itulah salah satu yang menjadi alasan mengapa pemandian air panas yang merupakan cikal-bakal ini menjadi berkurang pengunjungnya, karena banyaknya pilihan.
Nah gaes.. Itu adalah sekilas mengenai awal saya mengenal tempat wisata Sidebuk-debuk yang ada di kaki Gunung Sibayak, Berastagi ini.
Selanjutnya saya akan berbagi cerita mengenai kunjungan saya bersama teman-teman Komunitas Jalan-jalan Indonesia Regional Sumatera Utara.
Hari ini Minggu, 30 September 2018, teman-teman komunitas berkumpul dirumah saya sekitar jam 10 pagi. Ada Vean tristan yang tinggal serumah dengan saya, ada si Indah Jho & Diana Rose yang datang lebih awal, disusul Aryo, Endri dan Gempur, dan ada yang paling telat datang yakni si Anjas.
Pada awalnya kami tidak memiliki tujuan pasti mau pergi kemana pokoknya ketempat pemandian biar bisa main-main air, namun usul demi usul akhirnya kami memiliki destinasi yang akan dituju yakni Air Terjun Loknya dan Air Terjun Satu Hati, yang berada di Sibolangit.
Jam 13.00 wib kami berangkat dari rumah, sudah kesiangan sih sebenarnya, tapi karena menunggu temen yang belum sampe-sampe(Anjas)makanya rada telat berangkatnya. Bersama si hijau Avanza ku, mobil kesayangan yang selalu menjadi teman perjalanan kami berangkat dari rumah menuju Air Terjun Loknya dan Air Terjun Satu Hati di Sibolangit.
Di pertengahan perjalanan tepatnya sekitar kawasan Pemandian Sembahe, kabut mulai menutupi jalan, dan udara dinginpun mulai terasa, biasanya hal ini karena turun hujan di gunung. Sekitaran jam 2 sore akhirnya kami sampai di Sibolangit, dan kami pun berbelok kekiri masuk kejalan yang menuju Air Terjun Loknya.
Sebelum sampai ke Air Terjun Loknya, kami mampir ke Tibrena Mekar untuk makan siang terlebih dahulu. Tibrena Mekar yang terkenal dengan restoran terapung dan Ikan bakarnya, juga merupakan tempat bermain, memiliki fasilitas Outbond dan Camping Ground bahkan penginapan juga tersedia disini.
Ketika kami sampai di Tibrena Mekar, saya melihat anak-anak Pramuka sedang mengadakan perkemahan disana, saya tidak tau dalam rangka apa, barang kali perkemahan reguler PERSAMI = Perkemahan Sabtu Minggu. Jika saya lihat dari Uniform mereka, sepertinya mereka para Pramuka Penegak dan Pandega. Saya mengerti tentang seragam Pramuka, karena saya sendiri dari mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi sangat aktif di Pramuka, bahkan saya tau banyak tentang petualangan juga dari Pramuka.
Terkenang sebentar di benak saya, bagaimana saya mengikuti kegiatan Pramuka, dari mulai Jambore Nasional di tinggat Penggalang hingga Raimuna Nasional di tingkat Penegak/Pandega,dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan bersekala nasional di Kesakaan dimana saya dulu sangat aktif di Saka Wanabakti. Saya aktif di Dewan Kerja Daerah (DKD) dan Dewan Kerja Nasional (DKN), sayangnya saat ini karena waktu dan pekerjaan, saya tidak begitu aktif di Kepramukaan lagi, tapi jiwa Pramuka saya tetap melekat selamanya.
Tiba-tiba kenangan saya pun buyar ketika air hujan menetes jatuh di tangan dan kepala saya, dan baru menyadari jika tadinya saya mau ke restoran apung Tibrena Mekar untuk melihat apakah masih ada meja kosong yang muat untuk delapan orang apa tidak. Setelah masuk ke restoran apung, saya langsung menjumpai pelayan restoran dan menanyakan apakah masih ada meja kosong untuk delapan orang. Alhamdulillah.. ternyata masih ada.
Ketika semua teman-teman sudah duduk di kursi, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, sontak saja orang-orang yang sedang santai duduk-duduk di taman pada lari mencari tempat untuk berteduh, bahkan para Pramuka yang tadinya sedang melaksanakan upacara di lapangan langsung berhamburan lari ke tenda masing-masing. Tanpa ku sadari aku tersenyum-senyum melihat kondisi saat itu.
Karena perut sudah keroncongan saya pun memanggil pelayan restosan untuk memesan makanan. Si Aryo ternyata sudah sangat kelaparan, sebelum makanan yang dipesan datang, dia memesan dua piring gorengan untuk ganjal perut sementara. Dan benar saja, dua piring gorengan pun langsung habis kami embat.
Ahhh... Akhirnya pesanan makanan kami pun datang, hidangan yang kami makan terasa sangat nikmat, barang kali karena efek kelaparan. Kami menikmati makanan sambil membahas rencana selanjutnya.
Hingga makanan kami habis, ternyata hujan belum juga reda, padahal saat itu waktu sudah menunjukan pukul 15.30 wib, beberapa saat kami sempat beradu usulan mengenai rencana selanjutnya. Dengan pertimbangan waktu dan jarak, akhirnya kami menentukan Pemandian Sidebuk-debuk sebagai destinasi berikutnya.
Dan setelah mufakat, akhirnya kamipun meninggalkan Tibrena Mekar menuju pemandian alam air panas Sidebuk-debuk meskipun saat itu hujan belum juga reda.
Setelah melewati Penatapen Doulu (Puncak jalan tertinggi menuju Berastagi) dan melewati pabrik Air Mineral Aqua, akhirnya kami sampai di Simpang Doulu, jalan menuju ke Pemandian Alam air panas Sidebuk-debuk. Saat ini hujan sudah reda,namun di perjalanan kami berpapasan dengan mobil yang hendak keluar (dari arah lokasi wisata), dan sekilas saya dengar dari dalam mobil itu ada yang berteriak " Banjir.. balik balik ", begitu juga ketika kami berpapasan dengan pengendara speda motor, dia juga berkata " Banjir Bang !, dalam airnya.."
Namun saya masih penasaran, karena di depan kami juga ada mobil yang satu tujuan dengan kami, makan kami pun tetap melanjutkan, setiap orang yang berpapasan dengan kami, kami tanya " Bang banjir di depan ya ?", jawab mereka "Iya banjir, sampai satu ban ".
Saya melihat ke depan, beberapa mobil mulai putar balik, dan tentu saja sayapun merasa ragu untuk melanjutkan,karena saya melihat didepan kendaraan sudah antri, sementara dibelakang saya masih ada 2 mobil, disaat-saat begini, saya harus ambil keputusan antara lanjut atau balik arah.
Saya berkata kepada teman-teman :" Gaes gemana kalao kita putar balik aja dulu ya, soalnya ini kalo kondisinya begini macet, terus di depan banjir khawatirnya nanti mobil bisa mogok di tengah banjir dan kemacetan, atau kita jalan-jalan dulu ke Berastagi, nanti sekitar satu atau dua jam lagikan banjir sudah surut, nanti baru kita balik kemari lagi ". Dan karena semua pada setuju, sayapun memutar balik mobil saya.
Keluar dari Simpang Doulu, kami berbelok kekanan menuju arah Kota Berastagi, diperjalanan kami sepakat untuk pergi ke perkebunan jeruk RIBU yang bisa petik sendiri dengan harga murah, tapi ternyata kebunnya tutup, mungkin karena buah jeruk yang masak sedikit atau belum musim panen raya. Kamipun mencoba untuk terus jalan sambil melihat setiap pinggir jalan mana tahu ada kebun jeruk yang buka dan bisa petik sendiri, eh ternyata tidak ada juga. Akhirnya kami pun melanjutkan untuk pergi ke Perkebunan Strawbery, kami mampir ke Perkebunan Strawbery RINI COLIA yang terletak di Jalan Jaranguda pinggiran kota Berastagi. Untuk Review kebun Strawbery RINI COLIA ini saya tulis di artikel yang berbeda.
Dari kebun Strawbery, kami menuju Masjid Istihraryang terletak di jalan Perwira, No. 213, Brastagi letaknya tidak jauh dari Pasar Buah Berastagi berastagi untuk menunaikan sholat Ashar, waktunya udah mepet jadi buru-buru.
Setelah Shalat Ashar di Masjid Istihrar, kami kembali ke rencana awal, yakni menuju ke Pemandian Alam Air Panas Sidebuk-debuk.
Jalan menuju lokasi Sidebuk-debuk masih banjir
Padahal, mulanya kami berharap jika waktu 2 jam dari awal kami kemari tadi, banjir sudah surut dan perjalanan bisa lancar. Namun ternyata banjir belum juga surut haduuh.. Saat itu saya bertanya ke teman-teman , "Gemana ? Lanjut apa balik ?", belum ada jawaban dari teman-teman, ada yg terdiam, ada yang bilang balik juga boleh. Namun si Aryo berkata: "Kita coba dulu bro, jangan menyerah sebelum memastikan sendiri ".
OKay lah, lanjut!
Namun dengan hati yang belum tenang, untuk menenangkan hati saya bertanya kepada pengendara mobil yang type mobilnya sama dengan mobil saya,"Nanyak Bang !, abang tadi lewat tempat yang banjir ?, aman nggak bang ?"
Dan jawab si bang pengendara :"Aman nggak aman sih bang, jalan pelan aja bang, tapi harus gantung kopling biar nggak mogok, soalnya airnya masuk ke kenalpot, ini tadi mobil saya masuk air karena sempat macet di tengah banjir sekitar satu menit ".
DUGG..!! waduh..! inilah yang saya khawatirkan, jika kondisi banjir tapi juga macet, jika nggak macet sih aman saja, tapi kalo macet waah.. bisa repot.
Dengan masih penuh rasa khawatir, saya menginjak pedal gas mobil saya untuk melanjutkan perjalanan, tentu saja jalannya pelan-pelan karena sudah mulai macet. Kemacetan terjadi karena akibat banjir, sehingga menimbulkan tumpukan kendaraan di dua arah yang berlawanan. lebih diperparah lagi karena adanya beberapa mobil Bus Besar (Bus Pariwisata) dari arah masuk dan keluar tempat wisata. Jika kondisi jalannya bagus dan lebar sih nggak akan ada masalah, tapi ini jalan jelek berlubang dan sempit, sementara disatu sisi jalan adalah jurang, meskipun tidak dalam. Sungguh waktu itu kondisinya sangat Crawded. saya melihat banyak pengendara sepeda motor yang mendorong motornya karena mogok akibat mesinnya terendam air.
Hari sudah mulai malam, tidak ada lampu jalan sebegai penerangan,hanya lampu dari kendaran dan lampu di teras rumah penduduk di dekat jalan. Saya juga mendengar pembicaraan dari beberapa pengendara, ada yang bilang sudah terjebak macet selama lebih dari dua jam.
Ditengah kekhawatiran, ada rasa kekesalan terhadap pemerintah setempat, why ? Seharusnya Pemerintah Kabupaten Karo memperhatikan kondisi jalan ini, karena Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk adalah salah satu Destinasi Wisata Andalan mereka, di hari-hari biasa saja pengunjung sangat ramai, apa lagi di hari minggu atau musim liburan. Namun kondisi jalan menuju lokasi wisata yang hanya berjarak sekitar 4km saja tidak terurus, bibir jalan rawan longsor karena tidak di tanggul, sementara jalan berbatu dan berlubang-lubang, tidak ada penerangan jalan, padahal di lokasi wisata ada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Bahkan keadaan ini sudah terjadi bertahun-tahun.
Kondisi kemacetan karena jalan tergenang banjir akan selalu terjadi setiap kali hujan deras dikawasan ini. Diperparah lagi dengan adanya kutipan liar disana, pemuda setempat sering meminta sumbangan hanya dengan bermodal pura-pura menutup lubang seadanya. Padahal... Kutipan Retribusi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karo berjalan terus dari hari-ke hari, bulan ke bulan dan tahun-ketahun. Pertanyaan saya ;"Kemana uang retribusi itu di anggarkan ?, Mengapa tidak untuk memperbaiki infrastruktur area wisata ?" Hemmmm.... tanda tanya besarr... (baca: Barang kali perlu report ke pemerintah pusat untuk kondisi jalan ini agar bisa diperbaiki).
Mari kita lewatkan rasa kesal itu dan kita lanjut kan saja perjalanan.
Menit demi menit berjalan pelan-pelan, akhirnya sampai juga ke area jalan yang di genangi banjir, sengaja saya tunggu mobil didepan saya untuk berjalan duluan sampai berjarak cukup jauh, hal ini untuk antisipasi jika tiba-tiba ada yang mogok didepan. Sempat terdengar arahan dari relawan kemacetan untuk ambil jalur tengah agar tidak terprosok masuk ke parit atau ke jurang disisi lainnya. Dengan keyakinan penuh, saya tekan pedal gas sambil berjalan pelan-pelan melintasi area banjir. Alhamdulillah aman ! dan banjir pun terlewati. Namun karena bagian mesin dan bagian radiator yang panas terkena air banjir maka asap tebal pun mengepul di bagian depan mobil. Sempat juga terlihat wajah pengendara lain yang merasa khawatir dan ragu mau menyeberangi genangan air ini, apa lagi ketika mereka melihat Asap tebal yang keluar dari setiap mobil yang telah melewati banjir.
Retribusi Masuk Lokasi Wisata Sidebuk-debuk.
Dulunya, pembayaran retribusi masuk lokasi berada dipangkal jalan (simpang Doulu), namun dikarenakan sering terjadi kemacetan maka posisi pembayaran retribusi di pindahkan lebih kedalam, tepatnya setelah bagian jalan yang terkena banjir tadi.
Retribuasi masuk kawasan wisata Sidebuk-debuk dikenakan Rp.4000.- per orang, itu hanya biaya masuknya saja, sementara parkir dan masuk ke lokasi pemandiannya harus bayar lagi sesuai dengan tarif masing-masing pemilik Pemandian.
Beberapa kali saya sempat menguji kepada Petugas Retribusi untuk minta diskon / potongan harga, dan petugas pun memberikan potongan, saya pikir itu potongan resmi, ternyata itu potongan tidak resmi, karena saya tidak diberikan tiket masuk sebagai tanda bukti. Saya sempat meminta tiket retribusi masuk, namun katanya karena bayarnya nggak penuh ya nggak pake tiket, Okay.. sayapun tak memprsoalkannya, ya saya biarkan saja. Namu saya memperhatikan dari kaca spion saya, pengunjung di belakang saya juga sepertinya tidak di berikan tiket, sama halnya seperti saya tadi. Saya berfikir; Apakah uang retribusi yang saya bayar dan tanpa tiket di setor ke Dinas Pariwisata /Pemerintah Daerah ? atau mengendap di kantong mereka saja ?, dan berapa jumlah uang yang mengendap di kantong mereka setiap harinya ? jawabannya ; Entahlah..!
Iseng-iseng di kepala saya ikut menghitung, jika setiap hari ada 100 orang yang bayar tanpa bukti tiket masuk, berarti ada Rp.400 ribu perhari uang yang mengendap alias masuk kantong sendiri, coba deh dikalikan sebulan atau setahun. itu jika hanya 100 orang, jika lebih ? hanya Tuhan dan merekalah yang tau... Bukannya saya Suudzon, tapi hanya menghitung perkiraan saja..
Pemandian Air Panas ANUGRAH SIBAYAK
Setelah melewati semua kemacetan & membayar retribusi masuk, sampailah kami ke kawasan Sidebuk-debuk, disana berjejer sepanjang jalan merupakan pemandian air panas yang di kelola oleh warga setempat. hampir semua tempat pemandian disini sudah saya kunjungi. Namun kali ini saya memilih Pemandian Air Panas ANUGRAH SIBAYAK.
OKay lah, lanjut!
Namun dengan hati yang belum tenang, untuk menenangkan hati saya bertanya kepada pengendara mobil yang type mobilnya sama dengan mobil saya,"Nanyak Bang !, abang tadi lewat tempat yang banjir ?, aman nggak bang ?"
Dan jawab si bang pengendara :"Aman nggak aman sih bang, jalan pelan aja bang, tapi harus gantung kopling biar nggak mogok, soalnya airnya masuk ke kenalpot, ini tadi mobil saya masuk air karena sempat macet di tengah banjir sekitar satu menit ".
DUGG..!! waduh..! inilah yang saya khawatirkan, jika kondisi banjir tapi juga macet, jika nggak macet sih aman saja, tapi kalo macet waah.. bisa repot.
Dengan masih penuh rasa khawatir, saya menginjak pedal gas mobil saya untuk melanjutkan perjalanan, tentu saja jalannya pelan-pelan karena sudah mulai macet. Kemacetan terjadi karena akibat banjir, sehingga menimbulkan tumpukan kendaraan di dua arah yang berlawanan. lebih diperparah lagi karena adanya beberapa mobil Bus Besar (Bus Pariwisata) dari arah masuk dan keluar tempat wisata. Jika kondisi jalannya bagus dan lebar sih nggak akan ada masalah, tapi ini jalan jelek berlubang dan sempit, sementara disatu sisi jalan adalah jurang, meskipun tidak dalam. Sungguh waktu itu kondisinya sangat Crawded. saya melihat banyak pengendara sepeda motor yang mendorong motornya karena mogok akibat mesinnya terendam air.
Hari sudah mulai malam, tidak ada lampu jalan sebegai penerangan,hanya lampu dari kendaran dan lampu di teras rumah penduduk di dekat jalan. Saya juga mendengar pembicaraan dari beberapa pengendara, ada yang bilang sudah terjebak macet selama lebih dari dua jam.
Ditengah kekhawatiran, ada rasa kekesalan terhadap pemerintah setempat, why ? Seharusnya Pemerintah Kabupaten Karo memperhatikan kondisi jalan ini, karena Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk adalah salah satu Destinasi Wisata Andalan mereka, di hari-hari biasa saja pengunjung sangat ramai, apa lagi di hari minggu atau musim liburan. Namun kondisi jalan menuju lokasi wisata yang hanya berjarak sekitar 4km saja tidak terurus, bibir jalan rawan longsor karena tidak di tanggul, sementara jalan berbatu dan berlubang-lubang, tidak ada penerangan jalan, padahal di lokasi wisata ada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Bahkan keadaan ini sudah terjadi bertahun-tahun.
Kondisi kemacetan karena jalan tergenang banjir akan selalu terjadi setiap kali hujan deras dikawasan ini. Diperparah lagi dengan adanya kutipan liar disana, pemuda setempat sering meminta sumbangan hanya dengan bermodal pura-pura menutup lubang seadanya. Padahal... Kutipan Retribusi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karo berjalan terus dari hari-ke hari, bulan ke bulan dan tahun-ketahun. Pertanyaan saya ;"Kemana uang retribusi itu di anggarkan ?, Mengapa tidak untuk memperbaiki infrastruktur area wisata ?" Hemmmm.... tanda tanya besarr... (baca: Barang kali perlu report ke pemerintah pusat untuk kondisi jalan ini agar bisa diperbaiki).
Mari kita lewatkan rasa kesal itu dan kita lanjut kan saja perjalanan.
Menit demi menit berjalan pelan-pelan, akhirnya sampai juga ke area jalan yang di genangi banjir, sengaja saya tunggu mobil didepan saya untuk berjalan duluan sampai berjarak cukup jauh, hal ini untuk antisipasi jika tiba-tiba ada yang mogok didepan. Sempat terdengar arahan dari relawan kemacetan untuk ambil jalur tengah agar tidak terprosok masuk ke parit atau ke jurang disisi lainnya. Dengan keyakinan penuh, saya tekan pedal gas sambil berjalan pelan-pelan melintasi area banjir. Alhamdulillah aman ! dan banjir pun terlewati. Namun karena bagian mesin dan bagian radiator yang panas terkena air banjir maka asap tebal pun mengepul di bagian depan mobil. Sempat juga terlihat wajah pengendara lain yang merasa khawatir dan ragu mau menyeberangi genangan air ini, apa lagi ketika mereka melihat Asap tebal yang keluar dari setiap mobil yang telah melewati banjir.
Retribusi Masuk Lokasi Wisata Sidebuk-debuk.
Dulunya, pembayaran retribusi masuk lokasi berada dipangkal jalan (simpang Doulu), namun dikarenakan sering terjadi kemacetan maka posisi pembayaran retribusi di pindahkan lebih kedalam, tepatnya setelah bagian jalan yang terkena banjir tadi.
Retribuasi masuk kawasan wisata Sidebuk-debuk dikenakan Rp.4000.- per orang, itu hanya biaya masuknya saja, sementara parkir dan masuk ke lokasi pemandiannya harus bayar lagi sesuai dengan tarif masing-masing pemilik Pemandian.
Beberapa kali saya sempat menguji kepada Petugas Retribusi untuk minta diskon / potongan harga, dan petugas pun memberikan potongan, saya pikir itu potongan resmi, ternyata itu potongan tidak resmi, karena saya tidak diberikan tiket masuk sebagai tanda bukti. Saya sempat meminta tiket retribusi masuk, namun katanya karena bayarnya nggak penuh ya nggak pake tiket, Okay.. sayapun tak memprsoalkannya, ya saya biarkan saja. Namu saya memperhatikan dari kaca spion saya, pengunjung di belakang saya juga sepertinya tidak di berikan tiket, sama halnya seperti saya tadi. Saya berfikir; Apakah uang retribusi yang saya bayar dan tanpa tiket di setor ke Dinas Pariwisata /Pemerintah Daerah ? atau mengendap di kantong mereka saja ?, dan berapa jumlah uang yang mengendap di kantong mereka setiap harinya ? jawabannya ; Entahlah..!
Iseng-iseng di kepala saya ikut menghitung, jika setiap hari ada 100 orang yang bayar tanpa bukti tiket masuk, berarti ada Rp.400 ribu perhari uang yang mengendap alias masuk kantong sendiri, coba deh dikalikan sebulan atau setahun. itu jika hanya 100 orang, jika lebih ? hanya Tuhan dan merekalah yang tau... Bukannya saya Suudzon, tapi hanya menghitung perkiraan saja..
Pemandian Air Panas ANUGRAH SIBAYAK
Setelah melewati semua kemacetan & membayar retribusi masuk, sampailah kami ke kawasan Sidebuk-debuk, disana berjejer sepanjang jalan merupakan pemandian air panas yang di kelola oleh warga setempat. hampir semua tempat pemandian disini sudah saya kunjungi. Namun kali ini saya memilih Pemandian Air Panas ANUGRAH SIBAYAK.
Foto diambil dari : Facebook Anugrah Sibayak |
Sebelum masuk gerbang depan, mobil kami di stop oleh petugas pemandian Anugrah sibayak untuk meminta uang pemandian sebesar Rp.8000 per orang, dan parkir mobil RP. 10.000 karena kami ada 8 orang, jadi total semua Rp. 74 ribu.
Kantin Merangkap Kantor Anugrah Sibayak |
Setelah memarkirkan mobil, kami pun turun dan berjalan menuju ke kolam air panas. disebelah kanan ada kantin sekaligus sebagai tempat tinggal pemilik pemandian, depan kantin ada Mushala(tempat beribadah umat muslim), dan terus kedepan adalah kolam air panas di kanan kiri jalan.
Kolam yang akan kami pilih adalah kolam untuk umum yang semua orang bisa masuk. Sebenarnya ada kolam air panas VIP, namun harus menambah lagi biaya Rp.80.000 per kolamnya, di kolam VIP orang lain tidak boleh masuk alias eksklusif.
Kolam yang akan kami pilih adalah kolam untuk umum yang semua orang bisa masuk. Sebenarnya ada kolam air panas VIP, namun harus menambah lagi biaya Rp.80.000 per kolamnya, di kolam VIP orang lain tidak boleh masuk alias eksklusif.
Kolam Air Panas VIP ; Di kenakan penambahan Tarif Rp.80.000 (selain tarif per orang yang Rp. 8.000) |
Udara di kawasan ini sangat dingin,karena memang letaknya di kaki gunung Sibayak, kami langsung mencari kolam yang tidak ramai pengunjung, sudah tidak sabar rasanya untuk langsung berendam di air panas.
Syukurnya kolam yang kami pilih tempatnya paling nyaman, selain posisinya di barisan ujung, juga karena airnya tidak terlalu panas dan kadar belerangnya tidak terlalu pekat membuat kami nyaman berendam.
Dari 8 orang, hanya satu orang yang tidak ikutan mandi air panas, si Indah Jho, alasannya Migrain nya kumat plus perutnya mual, yaah.. sudahlah, jadi penunggu tas aja kalo gitu, hehehe..
Syukurnya kolam yang kami pilih tempatnya paling nyaman, selain posisinya di barisan ujung, juga karena airnya tidak terlalu panas dan kadar belerangnya tidak terlalu pekat membuat kami nyaman berendam.
Dari 8 orang, hanya satu orang yang tidak ikutan mandi air panas, si Indah Jho, alasannya Migrain nya kumat plus perutnya mual, yaah.. sudahlah, jadi penunggu tas aja kalo gitu, hehehe..
Berendam di Air Panas, posisi sebelah kiri jalan |
Sambil bermain air panas, kami ngobrol kesana-kemari. Tak terasa perut mulai keroncongan, dan sayapun keluar dari kolam untuk memesan makanan di kantin, sayangnya makanan yang ada tinggal Nasi Goreng dan Indomie rebus, jadi ya hanya itu yang saya pesen untuk saya dan teman-teman. Sekitar setengah jam kemudian makanan yang kami pesanpun datang.
Kami minta ke pengantar makanan untuk meletakan di pinggir kolam saja, biar kami bisa makan tanpa harus keluar kolam. Nyaman juga makan di pinggiran kolam, sambil makan sambil berendam plus sambil cerita.
Salah satu cerita yang di bahas adalah " manfaat air panas yang mengandung belerang bagi kesehatan". Jika ditanya kesemua pengunjung yang ada disini," mengapa mereka mandi air panas yang mengandung belerang ini?" mungkin rata-rata jawabannya; biar segar, ngilangin alergi dan gatal-gatal plus ngilangin jerawat.
Fenomena seperti ini membuat saya tertarik untuk mencari banyak referensi kesehatan yang menyangkut korelasi antara air panas, belerang, jamur kulit, gatal-gatal dan jerawat. Meskipun saya bukan seorang dokter, setidaknya saya tau akan manfaat dan efek sampingnya jika kita mandi di air panas alami yang mengandung kadar belerang (sulfur)ini.
Dari yang saya baca, Belerang (Sulfur) memang mengandung banyak manfaat, beberapa diantaranya, sebagai bahan baku kosmetik, sebagai bahan campuran obat, bahan dasar pembuatan pupuk pertanian, sebagai campuran aspal, campuran insektisida hingga sebagai bahan pewarna industri dan bahan kembang api. Cara nyampurnya gemana saya ya enggak tau, karena bukan keahlian saya.
Yang menjadi point saya adalah, bagaimana jika kita mandi di air panas yang mengandung belerang secara langsung, seperti yang sedang kami lakukan saat ini.
Menurut pandangan Dokter; boleh-boleh saja mandi di air panas yang mengandung belerang, selain membuat tubuh kita menjadi relaks, kandungan yang ada di dalam belerang bisa membunuh kuman yang menempel di kulit kita, menghilangkan gatal-gatal juga bisa membersihkan jerawat, namun tetap harus tidak secara berlebihan. Para dokter juga menyarankan; sebaiknya jika memiliki luka yang terbuka, jangan mandi air belerang karena akan terasa pedih, dikhawatirkan malah menjadi iritasi. Begitu juga dengan yang memiliki alergi panas dan alergi belerang, sebaiknya untuk menghindarinya.
Kata Dokter; Bagi kaum laki-laki berendam di air panas terlalu lama sebaiknya di hindari, berdasarkan penelitian ditahun 2007, berendam di air hangat selama 30 menit bisa menurunkan produksi sperma, meskipun efek negatif ini bersifat Reversible (dapat berubah).
Nah kalau saya seringanya begini; sebelum 30 menit, saya keluar dari kolam dan menuju ke kamar mandi, terus saya guyur bagian pinggang kebawah dengan air yang dingin beberapa saat, terus saya duduk-duduk dulu di pinggirian kolam, dan beberapa saat lagi baru kembali turun ke kolam lagi. Saya tidak tau efektif atau nggak nya, setidaknya ada hal yang bisa kulakukan, mudah-mudahan ada manfaatnya, toh saya masih lajang, jadi ya tidak terlalu bermasalah.
Mandi air panas memang terasa sekali efeknya, yakni badan terasa lebih segar dan relaks, pegal-pegal di leher dan kaki sebelah kiri karena harus bolak-balik nginjek kopling langsung hilang. Mungkin sensasi seperti inilah yang membuat para wisatawan terus datang kemari, tentunya selain untuk berlibur dari rutinitas pekerjaan sehari-hari.
Menurut saya mandi air panas yang mengandung belerang sangat bermanfaat, apa lagi jika mandinya pada malam hari, perpaduan udara dingin diatas dan hawa panas di air semakin menambah sensasi dibadan.
Oh iya, di pemandian air panas Anugrah Sibayak ini, juga tersedia kamar untuk menginap, harga sewa kamar permalam mulai dari 200 ribu hingga 350 ribu, peraturannya; pasangan yang belum resmi menikah tidak boleh satu kamar. Fasilitas lainnya, ada taman bunga untuk berfoto-foto dan Mushala. Bagi kamu-kamu yang lupa membawa pakaian mandi tidak perlu khawatir, karena mereka juga menjual celana dan baju untuk mandi, jika kamu tidak mau membelinya, kamu bisa menyewa dengan harga mulai dari 2ribu rupiah saja. Jorok ? entahlah ..
Sekarang, hari sudah semakin malam kira-kira pukul 10, rasanya sudah puas kami mandi air panasnya, dan kamipun keluar dari kolam air panas, untuk kemudian berbilas di pancuran air tawar (tidak mengandung belerang) yang hangat. Setelah semua berbilas, dan berganti pakaian, kami lantas beranjak menuju mobil di parkiran. Dan perjalanan pulang ke kota Medan pun dimulai.
Alhamdulillah, ketika kami pulang perjalanannya lancar tidak ada kemacetan, dan banjir yang tadi kami lewati sudah semakin surut, ketinggian airnya paling-paling tinggal setengah Ban, dan sekitar jam 12 malam kami sampai di rumah.
Perjalanan hari ini seru ? Tentu ! Tentu !
Nah bagi kamu yang belum pernah berwisata ke pemandian Air panas Sidebuk-debuk, silahkan ikuti panduan dan tipsnya di bawah ini.
Fasilitas yang ada di Anugrah Sibayak :
Tips Wisata ke Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk :
Cara menuju ke Wisata Alam Pemandian Air Panas (Hot Spring) Sidebuk-debuk :
Jika Kamu dari Medan;
Jika Dari Kota Berastagi :
Masukan bagi para pengelola Wisata pemandian :
Masukan buat Dinas pariwisata / Pemerintah Kabuapten Karo :
Masukan buat para pengunjung :
Demikian ya Gaess.. cerita mengenai kunjungan kami ke Sidebuk-debuk, Salam jalan-jalan.
Ucapan terima kasih buat teman-teman dari Komunitas Jalan-jalan Indonesia Regional Sumut, yang sudah bersama-sama jalan-jalan seru hari ini :
Kami minta ke pengantar makanan untuk meletakan di pinggir kolam saja, biar kami bisa makan tanpa harus keluar kolam. Nyaman juga makan di pinggiran kolam, sambil makan sambil berendam plus sambil cerita.
Salah satu cerita yang di bahas adalah " manfaat air panas yang mengandung belerang bagi kesehatan". Jika ditanya kesemua pengunjung yang ada disini," mengapa mereka mandi air panas yang mengandung belerang ini?" mungkin rata-rata jawabannya; biar segar, ngilangin alergi dan gatal-gatal plus ngilangin jerawat.
Fenomena seperti ini membuat saya tertarik untuk mencari banyak referensi kesehatan yang menyangkut korelasi antara air panas, belerang, jamur kulit, gatal-gatal dan jerawat. Meskipun saya bukan seorang dokter, setidaknya saya tau akan manfaat dan efek sampingnya jika kita mandi di air panas alami yang mengandung kadar belerang (sulfur)ini.
Dari yang saya baca, Belerang (Sulfur) memang mengandung banyak manfaat, beberapa diantaranya, sebagai bahan baku kosmetik, sebagai bahan campuran obat, bahan dasar pembuatan pupuk pertanian, sebagai campuran aspal, campuran insektisida hingga sebagai bahan pewarna industri dan bahan kembang api. Cara nyampurnya gemana saya ya enggak tau, karena bukan keahlian saya.
Yang menjadi point saya adalah, bagaimana jika kita mandi di air panas yang mengandung belerang secara langsung, seperti yang sedang kami lakukan saat ini.
Menurut pandangan Dokter; boleh-boleh saja mandi di air panas yang mengandung belerang, selain membuat tubuh kita menjadi relaks, kandungan yang ada di dalam belerang bisa membunuh kuman yang menempel di kulit kita, menghilangkan gatal-gatal juga bisa membersihkan jerawat, namun tetap harus tidak secara berlebihan. Para dokter juga menyarankan; sebaiknya jika memiliki luka yang terbuka, jangan mandi air belerang karena akan terasa pedih, dikhawatirkan malah menjadi iritasi. Begitu juga dengan yang memiliki alergi panas dan alergi belerang, sebaiknya untuk menghindarinya.
Kata Dokter; Bagi kaum laki-laki berendam di air panas terlalu lama sebaiknya di hindari, berdasarkan penelitian ditahun 2007, berendam di air hangat selama 30 menit bisa menurunkan produksi sperma, meskipun efek negatif ini bersifat Reversible (dapat berubah).
Nah kalau saya seringanya begini; sebelum 30 menit, saya keluar dari kolam dan menuju ke kamar mandi, terus saya guyur bagian pinggang kebawah dengan air yang dingin beberapa saat, terus saya duduk-duduk dulu di pinggirian kolam, dan beberapa saat lagi baru kembali turun ke kolam lagi. Saya tidak tau efektif atau nggak nya, setidaknya ada hal yang bisa kulakukan, mudah-mudahan ada manfaatnya, toh saya masih lajang, jadi ya tidak terlalu bermasalah.
Mandi air panas memang terasa sekali efeknya, yakni badan terasa lebih segar dan relaks, pegal-pegal di leher dan kaki sebelah kiri karena harus bolak-balik nginjek kopling langsung hilang. Mungkin sensasi seperti inilah yang membuat para wisatawan terus datang kemari, tentunya selain untuk berlibur dari rutinitas pekerjaan sehari-hari.
Menurut saya mandi air panas yang mengandung belerang sangat bermanfaat, apa lagi jika mandinya pada malam hari, perpaduan udara dingin diatas dan hawa panas di air semakin menambah sensasi dibadan.
Oh iya, di pemandian air panas Anugrah Sibayak ini, juga tersedia kamar untuk menginap, harga sewa kamar permalam mulai dari 200 ribu hingga 350 ribu, peraturannya; pasangan yang belum resmi menikah tidak boleh satu kamar. Fasilitas lainnya, ada taman bunga untuk berfoto-foto dan Mushala. Bagi kamu-kamu yang lupa membawa pakaian mandi tidak perlu khawatir, karena mereka juga menjual celana dan baju untuk mandi, jika kamu tidak mau membelinya, kamu bisa menyewa dengan harga mulai dari 2ribu rupiah saja. Jorok ? entahlah ..
Sekarang, hari sudah semakin malam kira-kira pukul 10, rasanya sudah puas kami mandi air panasnya, dan kamipun keluar dari kolam air panas, untuk kemudian berbilas di pancuran air tawar (tidak mengandung belerang) yang hangat. Setelah semua berbilas, dan berganti pakaian, kami lantas beranjak menuju mobil di parkiran. Dan perjalanan pulang ke kota Medan pun dimulai.
Alhamdulillah, ketika kami pulang perjalanannya lancar tidak ada kemacetan, dan banjir yang tadi kami lewati sudah semakin surut, ketinggian airnya paling-paling tinggal setengah Ban, dan sekitar jam 12 malam kami sampai di rumah.
Perjalanan hari ini seru ? Tentu ! Tentu !
Nah bagi kamu yang belum pernah berwisata ke pemandian Air panas Sidebuk-debuk, silahkan ikuti panduan dan tipsnya di bawah ini.
Fasilitas yang ada di Anugrah Sibayak :
- Lapangan parkir cukup luas
- Mushala, di depan kantin
- Kolam air panas cukup banyak, ada kolam umum ada kolam VIP
- Kamar Mandi/ganti di setiap kolam ada
- Penginapan / Kamar cukup banyak, mulai dari 200rb - 350 rb
- Taman bunga dibagian belakang, untuk berfoto-foto
Tips Wisata ke Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk :
- Datang di luar musim liburan akan lebih baik, selain menghindari kemacetan juga pengunjung pemandian tidak terlalu ramai, apalagi bagi kamu yang tidak mau berdesak-desakan didalam kolam dengan orang lain.
- Bawalah handuk dan baju basahan beserta sabun dan shampo.
- Bawalah Jaket, karena udara disana sangat dingin, apalagi dimusin hujan.
- Bawalah makanan atau cemilan yang bisa membuat kenyang, udara dingin akan membuat kamu cepat lapar, meskipun kamu bisa memesan makanan disana, namun terkadang rasa tidak sesuai selera.
Saya lebih senang membeli nasi bungkus di jalan, jadi saat kamu sampai di kawasan sibolangit kamu bisa mampir kerumah makan yang ada disana, dan kamu bisa membeli nasi bungkusnya, atau kamu juga bisa membeli camilan di Indomaret atau Alfamart. Untuk Nasi bungkus kamu bisa beli di Rumah Makan Sehati, setau saya rasanya enak dan menjadi favorit bagi wisatawan yang akan berkunjungh ke Berastagi. - Jangan pergi sendirian, minimal berdua atau rame-rame bersama teman-teman biar ada kawan bicara, kamu nggak maukan clingak clinguk sendirian ?.
Cara menuju ke Wisata Alam Pemandian Air Panas (Hot Spring) Sidebuk-debuk :
Jika Kamu dari Medan;
- Perjalanan memakan waktu sekitar 1.5 jam (tergantung kecepatan dan kelancaran jalan). Kamu bisa mengendarai sepeda motor ataupun mobil, namun usahakan bukan mobil sedan, karena kondisi jalan saat ini kurang baik, banyak lubang dan sering terjadi banjir jika turun hujan.
- Ambil jalan menuju Berastagi ( Jalan Jamin Ginting ).
- Dalam perjalanan, kamu akan melewati beberapa kawasan wisata diantaranya ; Kawasan Sembahe, Sibolangit, Bandar Baru, Penatapen Doulu ( ini adalah bagian jalan yang paling tinggi) kamu bisa berhenti sejenak disini untuk makan jagung rebus atau bakar sambil ngopi.
- Setelah Penatapen Doulu, kamu akan menjumpai Pabrik Air Mineral Aqua di sebelah kanan jalan.
- Sekitar 2km dari sana, kamu akan ketemu Simpang Doulu di sebelah kanan jalan (ada plang nama).
- Berbeloklah kekanan, dan terus ikuti jalan itu hingga kamu sampai ke lokasi pemandian Sidebuk-debuk.
- Jarak dari Simpang Doulu ke Lokasi sekitar 4km.
- Pergilah ke kawasan Padang Bulan, tepatnya di sekitaran Fly Over Simpang Pos, disana banyak di temui transportasi umum jurusan Berastagi, Kota Cane, Sidikalang, Kabanjahe dan lain-lain, pokoknya yang mengarah ke Berastagi pasti akan melewati tempat wisata ini, yang paling saya kenal nama angkutannya " Sinabung ".
- Bilang saja sama pak Sopir, turun di simpang Doulu (pemandian Sidebuk-debuk). Mengenai biaya saya tidak tau, karena belum pernah coba naik angkutan umum ini, paling sekitar 20ribuan.
- Setelah turun di Simpang Doulu, kamu naik aja angkot yang masuk kedalam, warnanya kuning, jika kamu suka menikmati jalan kaki boleh juga berjalan kaki menuju Sidebuk-debuk, tapi cukup jauh sekitar 4km. saya kurang tau apakah di simpang doulu itu ada ojek atau tidak, tapi optional lain kamu bisa nyetop mobil bak terbuka yang akan masuk kedalam, mintalah tumpangan.
- Nah, perlu diperhatikan, jika kamu menggunakan angkutan umum sebaiknya jangan pergi sore, tapi pergilah di pagi hari, agar ketika pulang tidak kemalaman, nanti susah untuk cari angkutan.
Jika Dari Kota Berastagi :
- Ambil jalan jamin ginting, yang mengarah ke Kota Medan.
- Kamu akan melewati Tahura ( Taman Hutan Raya ) di sebelah kiri jalan.
- Sekitar 3km dari Tahura, kamu akan ketemu Simpang Doulu di sebelah kiri jalan.
- Berbeloklah ke kiri, ikuti terus jalan itu sepanjang 4km, kamu akan sampai di lokasi pemandian.
- Kamu akan ketemu banyak lokasi pemandian, ada pemandian Pariban, Rindu Alam, Anugrah Sibayak dan lain-lain, pokoknya sepanjang jalan itu hampir semuanya pemandian air panas dan dengan harga yang berbeda-beda.
- Jika kamu mau ke Anugrah Sibayak, tempat kami mandi-mandi, makan letaknya di sebelah kanan jalan. kamu akan melihat gapura yang bertuliskan " ANUGRAH SIBAYAK ".
Masukan bagi para pengelola Wisata pemandian :
- Berilah pelayanan yang terbaik kepada semua pengunjung.
- Keramahan terhadap pengunjung, adalah aset yang sangat berharga.
- Berilah Informasi yang jelas, mengenai tarif parkir, tarif masuk kolam dan tarif-tarif lain.
- Sediakan menu makanan yang bervariasi, jangan hanya nasi goreng dan Indomie rebus saja.
- Jaga Selalu kebersihan kolam, pengalaman saya, tamu Luar Negeri yang saya bawa, enggan mandi di air panas, karena kolamnya kotor dan jorok.
Masukan buat Dinas pariwisata / Pemerintah Kabuapten Karo :
- Mohon perbaiki Jalan Menuju Lokasi Wisata, dimana-mana yang namanya lokasi wisata andalan memiliki akses jalan yang bagus, begitu juga yang seharusnya dengan akses jalan menuju lokasi Sidebuk-debuk.
- Tambah lampu penerangan di sepanjang jalan.
- Hapuskan Pungli Jalanan yang suka minta sumbangan dengan bermodal gali tutup lubang di tengah jalan.
- Awasi Tiket Retribusi masuk, Petugas yang ada sering memberi diskon ke pengunjung namun tidak memberikan tiket masuknya.
- Adakan Pelatihan dan pendidikan kepariwisataan terhadap penduduk lokal, agar mengerti bagaimana cara mengelola lokasi wisata dan cara melayani tamu yang baik kepada para pengunjung. Hal ini karena banyaknya keluhan mengenai keramah-tamahan para pengelola tempat pemandian yang kurang baik.
Masukan buat para pengunjung :
- Harap bersabar dan mohon pengertiannya, jika ada pelayanan dan keramah-tamahan yang kurang berkenan. Barang kali mereka belum faham bagaimana cara melayani tamu dengan baik.
- Bagi pengunjung luar Sumatera Utara, mohon kemaklumannya jika cara menyapa mereka dengan suara atau nada bicara sedikit kasar dan tinggi, sesungguhnya itu hanyalah logat dan intonasi khas sumatera utara, dan tidak ada maksud negatif. Orang bilang " Suaranya saja yang kasar, tapi hatinya lembut ".
Demikian ya Gaess.. cerita mengenai kunjungan kami ke Sidebuk-debuk, Salam jalan-jalan.
Ucapan terima kasih buat teman-teman dari Komunitas Jalan-jalan Indonesia Regional Sumut, yang sudah bersama-sama jalan-jalan seru hari ini :
Artikel ditulis oleh : Kenzie - Instagram : @kenzie_yds
Perjalanan ke Pemandian Sidebuk-debuk via Google Maps :
Maaf gan mau nanya kalo kira kira sewa kolam nya untuk pribadi keluarha berapaan ya ?
BalasHapusMaaf gan mau nanya kalo mau nyewa kolam nya 1 kolam untuk pribadi keluarga berapaan ya ?
BalasHapus3 tahun kemudian baru di balas.... maaf ya....
Hapusuntuk sewa kolam pribadi ( khusus keluarga saja ) sekitar 75 ribu - 100 ribu, tapi untuk persisnya saat ini saya tidak tau, karena bisa saja sudah ada perubahan harga...
Thank you for sharing excellent informations. Your web-site is very cool. I’m impressed by the details that you¡¦ve on this web site. It reveals how nicely you understand this subject. Bookmarked this web page, will come back for extra articles. You, my friend, ROCK! I found simply the information I already searched all over the place and simply couldn’t come across. What a perfect web-site.
BalasHapusPialaQQ
MemberQQ
MemberQQ
HebatQQ
HartaPoker