Bukit Holbung atau Dolok Holbung Adalah salah satu destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi jika kamu sedang berada di kawasan Pulau Samosir. Terletak di antara Desa Hariara Pohan dan desa Dolok Raja, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, tidak jauh dari kota Pangururan atau ibu kota kabupaten Samosir.
Pemandangan pesisir danau toba yang sangat indah, terlihat dari ketinggian Bukit Holbung yang saat ini menjadi kawasan wisata alam yang sedang naik daun. Wisatawan luar maupun domestik sudah menjadikan kawasan Bukit Holbung sebagai pilihan utama lokasi wisata yang akan di kunjungi ketika mereka sedang berwisata ke danau toba.
Pemandangan pesisir danau toba yang sangat indah, terlihat dari ketinggian Bukit Holbung yang saat ini menjadi kawasan wisata alam yang sedang naik daun. Wisatawan luar maupun domestik sudah menjadikan kawasan Bukit Holbung sebagai pilihan utama lokasi wisata yang akan di kunjungi ketika mereka sedang berwisata ke danau toba.
Bukit Holbung merupakan perbukitan yang tinggi berusia sekitar 200 tahun, memiliki kontur tanah yang bergelombang-gelombang, terdapat retakan besar di bagian sisi kiri bukit yang menjadikan bertambahnya nilai eksotis bukit ini. Masih di bagian sisi kiri bukit, terlihat dari ketinggian hamparan pemandangan perbukitan yang tertutupi kabut, kubah masjid yang berada di desa Janji Martahan terlihat jelas dari ketinggian Bukit Holbung. Bukit-bukit kecil yang terletak di pinggiran danau toba membuat pemandangan ini terlalu sempurna dan sangat sayang untuk dilewatkan.
Berpindah ke sisi sebelah kanan Bukit Holbung terdapat lembah hijau yang sangat indah, rumah-rumah penduduk desa Dolok Raja, hamparan sawah dan ladang yang berpetak-petak terlihat dari kejauhan dan ketinggian, menjadikan lembah ini merupakan background favorit para wisatawan untuk mengambil gambar.
Selain sebagai spot hunting pemandangan alam yang indah, Bukit Holbung juga merupakan pilihan tempat terbaik untuk berkemah bagi mereka yang hobi tinggal di alam terbuka. Berkemah atau NgeCamp di Bukit Holbung ini bukan tanpa alasan, view SunRise dan Sunset di sini adalah hal yang paling di buru. Sinar mentari pagi mulai merayap di ufuk sebelah timur Bukit Holbung, dan akan terus semakin indah ketika sinar itu memantul dari dinding-dinding bukit di sisi yang lainnya, kalimat-kalimat ini tidak terlalu cukup untuk menggambarkan keindahan disaat-saat itu hingga kamu sudah berada disana untuk melihat dan merasakannya dengan mata kepala kamu sendiri.
Dengan berbagai alasan dan keistimewaan Bukit Holbung diatas, saya pun tentunya tidak mau ketinggalan untuk ikut merasakan sensasi dan tawaran keindahannya, sebagaimana yang sering saya baca di berbagai artikel para wisatawan yang lebih dahulu datang kesana serta mendengar cerita-cerita dari teman-teman yang juga sudah pernah kesana sebelumnya.
Tepatnya pada tanggal 9 s/d 10 September 2017 yang lalu, saya beserta teman-teman satu Komunitas Jalan-Jalan Indonesia Regional Medan, mengadakan Gathering Adventure untuk meng-explore Pesona Wisata Sumatera Utara. Dalam 2 hari Adventure kami mengunjungi beberapa tempat wisata yang sangat menarik dan layak untuk di jadikan spot wisata andalan bagi propinsi Sumatera Utara, yang antara lain ; Wisata Tugu Becak Siantar yang berada di depan kantor Balaikota Pematang Siantar, Pemandian Bah Damanik yang memiliki air dan mata air yang sangat jernih dan segar, hamparan perkebunan teh Bah Butong yang konon merupakan penghasil teh terbaik di dunia, Air Terjun Bah Biak yang juga terletak tidak jauh dari Bah Butong merupakan pelengkap spot wisata terbaik di kawasan Sidamanik, kabupaten Simalungun.
Keluar dari kawasan Sidamanik, kami menuju satu spot wisata yang belum lama alias baru muncul ke permukaan yaitu Bukit Sipolha yang terletak di pinggiran danau toba namun masih wilayah kabupaten Simalungun. Dari Bukit Sipolha kami menyeberang ke pulau Samosir melalu pelabuhan Tigaras untuk kemudian kami bermalam di Wisma Agape yang berada di desa Tomok.
Pada pagi harinya, kami berwisata di kawasan Tomok, dan lanjut ke pantai pasir putih Parbaba untuk berwisata air danau toba sekaligus makan siang disana. Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata Aek Rangat, tempat wisata Aek Rangat ini berada di Pangururan, namun secara posisi terletak di seberang pulau Samosir. Dari Aek Rangat kami menuju ketempat wisata yang sudah terkenal sejak puluhan tahun yang silam yaitu Air Tujuh Rasa atau dalam bahasa Bataknya Aek Sipitu Dai. Bertolak dari Aek Sipitu Dai kami langsung menuju ke tempat wisata utama yang akan kami kunjungi, mana lagi jika bukan Bukit Holbung.
Perjalanan dari Aek Rangat dan Aek Sipitu Dai menuju Bukit Holbung sangat mulus melalu jalan utama Medan - Danau Toba dari sisi lain. Hingga akhirnya kami sampai di persimpangan jalan yang merupakan pangakal jalan menuju ke Bukit Holbung. Dari awal masuk jalan ini, merupakan jalan beraspal hingga beberapa meter kedepan, di beberapa ruas jalan aspalnya tergerus Air sehingga bebatuan yang berada dibawahnya terangkat keluar, selain aspal yang sudah terkelupas juga terdapat jalan yang berlubang yang menjadikan jalan ini becek karena tergenang air, apalagi di sekitaran jalan yang berkelok dan menurun bebatuan cukup tajam, saya sarankan agar kamu berhati-hati jika melewati jalan ini.
Kami teruskan perjalanan dengan sambil bercerita dan bersenda gurau bersama teman-teman didalam mobil, perjalanan ini semakin asik dengan pemandanga indah yang ada di kanan kiri jalan, di sebalah kanan jalan adalah perbukitan dengan hijaunya pepohonan yang sebagian tertutup kabut, sedangkan di sebelah kiri jalan adalah tepian danau toba yang terlihat seolah begitu dekatnya. Dingin dan segarnya udara alam di kawasan ini, membuat saya berfikir untuk mematikan AC mobil terus membuka semua jendela mobil dan menggantikan AC dengan AB alias Angin Brobos, he he he..
Mobil kami terus berjalan mengikuti jalan utama yang sudah mulai bagus, sebagian beraspal lama dan selanjutnya merupakan jalan cor beton yang cukup bagus. Beberapa kali melintasi kawasan rumah penduduk dan beberapa kali melintasi jalan berkelok yang menurun dan mendaki, namun soal pemandangan kamu pasti tidak akan bosan.
Hingga akhirnya kami sampai di patokan utama para wisatawan jika hendak menuju Bukit Holbung, yakni sebuah Masjid di sisi kanan Jalan, yang menandakan kami sudah berada di desa Janji Martahan yang juga mengartikan bawa tidak lama lagi kami akan sampai di Bukit Holbung.
Benar saja beberapa menit dari Masjid tadi, akhirnya kami sampai di pangkal jalan menanjak menuju Bukit Holbung. Jalan menanjak ini cukup panjang dan berada di lereng bukit, sementara di sisi kiri jalan adalah jurang yang dalamnya hingga sampai ke tepian danau toba. Ada perasaan ngeri namun sekaligus terpana, bagaimana tidak, jalan yang kami lalui meskipun di cor beton bagus, namun idealnya adalah untuk satu mobil, bayangkan saja seandainya dari atas ada mobil menurun yang akan berpapasan dengan mobil kami, maka kami harus tetap menahan gas dengan gigi satu sambil pelan-pelan ke pinggiran jalan sebelah kiri yang nota bene bagian kiri adalah jurang. Ahhh... untung saja itu tidaklah terjadi yang sebenarnya, namun masih di sekelebatan bayangan di kepalaku saja, dan kengerian itupun terkalahkan dengan indahnya pemandangan. Perjalanan kami mulus, hingga akhirnya sampai di pemberhentian kendaraan.
Pada saat kami sampai di parkiran tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, entahlah sejauh perjalanan tadi kelihatannya cuaca bagus-bagus saja, namun begitu kami sampai sini kok hujannya turun, ya sudah syukuri sajah. Kami berdiam sejenak di dalam mobil menunggu hingga hujan reda, dan benar hanya kira-kira 10 menit hujan pun reda, dan sekarang berganti menjadi panas, he he he sungguh aneh, tapi ya mungkin memang begini kondisi cuaca di pegunungan, hujan dan panas bisa kapan saja datang.
Ketika kami keluar dari mobil, tidak ada rumah penduduk apalagi kedai tempat orang berjualan. Hanya ada satu bangunan pos penjaga sederhana yang seukuran pos ronda, dan beberapa sepeda motor wisatawan yang terparkir di depan pos. Dan penjaga posnya ternyata adalah si pengatur kendaraan yang tadi membantu posisi parkir mobil kami.
Selain sebagai spot hunting pemandangan alam yang indah, Bukit Holbung juga merupakan pilihan tempat terbaik untuk berkemah bagi mereka yang hobi tinggal di alam terbuka. Berkemah atau NgeCamp di Bukit Holbung ini bukan tanpa alasan, view SunRise dan Sunset di sini adalah hal yang paling di buru. Sinar mentari pagi mulai merayap di ufuk sebelah timur Bukit Holbung, dan akan terus semakin indah ketika sinar itu memantul dari dinding-dinding bukit di sisi yang lainnya, kalimat-kalimat ini tidak terlalu cukup untuk menggambarkan keindahan disaat-saat itu hingga kamu sudah berada disana untuk melihat dan merasakannya dengan mata kepala kamu sendiri.
Dengan berbagai alasan dan keistimewaan Bukit Holbung diatas, saya pun tentunya tidak mau ketinggalan untuk ikut merasakan sensasi dan tawaran keindahannya, sebagaimana yang sering saya baca di berbagai artikel para wisatawan yang lebih dahulu datang kesana serta mendengar cerita-cerita dari teman-teman yang juga sudah pernah kesana sebelumnya.
Tepatnya pada tanggal 9 s/d 10 September 2017 yang lalu, saya beserta teman-teman satu Komunitas Jalan-Jalan Indonesia Regional Medan, mengadakan Gathering Adventure untuk meng-explore Pesona Wisata Sumatera Utara. Dalam 2 hari Adventure kami mengunjungi beberapa tempat wisata yang sangat menarik dan layak untuk di jadikan spot wisata andalan bagi propinsi Sumatera Utara, yang antara lain ; Wisata Tugu Becak Siantar yang berada di depan kantor Balaikota Pematang Siantar, Pemandian Bah Damanik yang memiliki air dan mata air yang sangat jernih dan segar, hamparan perkebunan teh Bah Butong yang konon merupakan penghasil teh terbaik di dunia, Air Terjun Bah Biak yang juga terletak tidak jauh dari Bah Butong merupakan pelengkap spot wisata terbaik di kawasan Sidamanik, kabupaten Simalungun.
Keluar dari kawasan Sidamanik, kami menuju satu spot wisata yang belum lama alias baru muncul ke permukaan yaitu Bukit Sipolha yang terletak di pinggiran danau toba namun masih wilayah kabupaten Simalungun. Dari Bukit Sipolha kami menyeberang ke pulau Samosir melalu pelabuhan Tigaras untuk kemudian kami bermalam di Wisma Agape yang berada di desa Tomok.
Pada pagi harinya, kami berwisata di kawasan Tomok, dan lanjut ke pantai pasir putih Parbaba untuk berwisata air danau toba sekaligus makan siang disana. Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata Aek Rangat, tempat wisata Aek Rangat ini berada di Pangururan, namun secara posisi terletak di seberang pulau Samosir. Dari Aek Rangat kami menuju ketempat wisata yang sudah terkenal sejak puluhan tahun yang silam yaitu Air Tujuh Rasa atau dalam bahasa Bataknya Aek Sipitu Dai. Bertolak dari Aek Sipitu Dai kami langsung menuju ke tempat wisata utama yang akan kami kunjungi, mana lagi jika bukan Bukit Holbung.
Perjalanan dari Aek Rangat dan Aek Sipitu Dai menuju Bukit Holbung sangat mulus melalu jalan utama Medan - Danau Toba dari sisi lain. Hingga akhirnya kami sampai di persimpangan jalan yang merupakan pangakal jalan menuju ke Bukit Holbung. Dari awal masuk jalan ini, merupakan jalan beraspal hingga beberapa meter kedepan, di beberapa ruas jalan aspalnya tergerus Air sehingga bebatuan yang berada dibawahnya terangkat keluar, selain aspal yang sudah terkelupas juga terdapat jalan yang berlubang yang menjadikan jalan ini becek karena tergenang air, apalagi di sekitaran jalan yang berkelok dan menurun bebatuan cukup tajam, saya sarankan agar kamu berhati-hati jika melewati jalan ini.
Kami teruskan perjalanan dengan sambil bercerita dan bersenda gurau bersama teman-teman didalam mobil, perjalanan ini semakin asik dengan pemandanga indah yang ada di kanan kiri jalan, di sebalah kanan jalan adalah perbukitan dengan hijaunya pepohonan yang sebagian tertutup kabut, sedangkan di sebelah kiri jalan adalah tepian danau toba yang terlihat seolah begitu dekatnya. Dingin dan segarnya udara alam di kawasan ini, membuat saya berfikir untuk mematikan AC mobil terus membuka semua jendela mobil dan menggantikan AC dengan AB alias Angin Brobos, he he he..
Mobil kami terus berjalan mengikuti jalan utama yang sudah mulai bagus, sebagian beraspal lama dan selanjutnya merupakan jalan cor beton yang cukup bagus. Beberapa kali melintasi kawasan rumah penduduk dan beberapa kali melintasi jalan berkelok yang menurun dan mendaki, namun soal pemandangan kamu pasti tidak akan bosan.
Hingga akhirnya kami sampai di patokan utama para wisatawan jika hendak menuju Bukit Holbung, yakni sebuah Masjid di sisi kanan Jalan, yang menandakan kami sudah berada di desa Janji Martahan yang juga mengartikan bawa tidak lama lagi kami akan sampai di Bukit Holbung.
Benar saja beberapa menit dari Masjid tadi, akhirnya kami sampai di pangkal jalan menanjak menuju Bukit Holbung. Jalan menanjak ini cukup panjang dan berada di lereng bukit, sementara di sisi kiri jalan adalah jurang yang dalamnya hingga sampai ke tepian danau toba. Ada perasaan ngeri namun sekaligus terpana, bagaimana tidak, jalan yang kami lalui meskipun di cor beton bagus, namun idealnya adalah untuk satu mobil, bayangkan saja seandainya dari atas ada mobil menurun yang akan berpapasan dengan mobil kami, maka kami harus tetap menahan gas dengan gigi satu sambil pelan-pelan ke pinggiran jalan sebelah kiri yang nota bene bagian kiri adalah jurang. Ahhh... untung saja itu tidaklah terjadi yang sebenarnya, namun masih di sekelebatan bayangan di kepalaku saja, dan kengerian itupun terkalahkan dengan indahnya pemandangan. Perjalanan kami mulus, hingga akhirnya sampai di pemberhentian kendaraan.
Pada saat kami sampai di parkiran tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, entahlah sejauh perjalanan tadi kelihatannya cuaca bagus-bagus saja, namun begitu kami sampai sini kok hujannya turun, ya sudah syukuri sajah. Kami berdiam sejenak di dalam mobil menunggu hingga hujan reda, dan benar hanya kira-kira 10 menit hujan pun reda, dan sekarang berganti menjadi panas, he he he sungguh aneh, tapi ya mungkin memang begini kondisi cuaca di pegunungan, hujan dan panas bisa kapan saja datang.
Ketika kami keluar dari mobil, tidak ada rumah penduduk apalagi kedai tempat orang berjualan. Hanya ada satu bangunan pos penjaga sederhana yang seukuran pos ronda, dan beberapa sepeda motor wisatawan yang terparkir di depan pos. Dan penjaga posnya ternyata adalah si pengatur kendaraan yang tadi membantu posisi parkir mobil kami.
Oleh penjaga tadi, rombongan kami yang terdiri 14 orang di persilahkan untuk menaiki bukit holbung melalu track yang sudah ada. dan tidak lupa pula beliau menghimbau agar kami berhati-hati, karena jalan setapak dan mendaki yang akan kami lalui pastilah licin, apalagi tadi habis di guyur hujan.
Haaaahhhh.... Akhirnya kami sampai juga di puncak Bukit Holbung yang saat ini rame dibicarakan di sosial media. Kami-kami mulai hunting posisi untuk mengambil gambar, berbagai gaya, berbagai posisi kami coba hingga benar-benar puas.
Kami benar-benar menikmati suasana dan pemandangan alam dari ketinggian Bukit Holbung ini, udaranya sangat sejuk dan segar, kabut-kabut putih menutupi lereng-lereng dan puncak-puncak bukit di seberang sana, ada pemandangan hijau dan indah tak terkata, itulah dia lembah desa dolok raja.
Kami melihat pemandangan desa-desa dan jalan yang kami lalui tadi, terlihat seperti ular melingkar dilereng bukit, jurang ditepian jalan mendaki tadi, kini bisa terlihat dengan jelas dari sisi kami berdiri saat ini.
Andaikan saya punya sayap, saya pasti sudah terbang kesana-kemari, melintasi pucuk-pucuk bukit, terus turun menukik hingga ke tepian danau, terus terbang lagi melintas diatas hamparan lembah hijau dan naik lagi ke atas bukit, kemudian terbang lagi, lagi dan lagi. Huuuh..... pasalnya itu hanyalah sebatas khayalan...
Ya sudahlah, yang jelas saat ini saya benar-benar sedang merasakan dan menikmati suasana di Bukit Holbung. Ingin rasanya dan secepatnya saya bercerita kepada teman-teman mengenai suasana di Bukit Holbung ini, agar mereka juga tergerak hatinya untuk menngunjungi tempat ini. Dan artikel ini adalah salah satu caranya agar kamu-kamu capcus kesana. Kuy lah kesana....ke Bukit Holbung itu, dan bayarkan rasa penasaranmu..
So.. mau ke Bukit Holbung ?, jangan lupa baca panduannya agar kamu bisa sampai disana dengan cepat, sehat dan selamat.
Panduan menuju Bukit Holbung :
Jika dari Parapat ;
Kami benar-benar menikmati suasana dan pemandangan alam dari ketinggian Bukit Holbung ini, udaranya sangat sejuk dan segar, kabut-kabut putih menutupi lereng-lereng dan puncak-puncak bukit di seberang sana, ada pemandangan hijau dan indah tak terkata, itulah dia lembah desa dolok raja.
Kami melihat pemandangan desa-desa dan jalan yang kami lalui tadi, terlihat seperti ular melingkar dilereng bukit, jurang ditepian jalan mendaki tadi, kini bisa terlihat dengan jelas dari sisi kami berdiri saat ini.
Andaikan saya punya sayap, saya pasti sudah terbang kesana-kemari, melintasi pucuk-pucuk bukit, terus turun menukik hingga ke tepian danau, terus terbang lagi melintas diatas hamparan lembah hijau dan naik lagi ke atas bukit, kemudian terbang lagi, lagi dan lagi. Huuuh..... pasalnya itu hanyalah sebatas khayalan...
Ya sudahlah, yang jelas saat ini saya benar-benar sedang merasakan dan menikmati suasana di Bukit Holbung. Ingin rasanya dan secepatnya saya bercerita kepada teman-teman mengenai suasana di Bukit Holbung ini, agar mereka juga tergerak hatinya untuk menngunjungi tempat ini. Dan artikel ini adalah salah satu caranya agar kamu-kamu capcus kesana. Kuy lah kesana....ke Bukit Holbung itu, dan bayarkan rasa penasaranmu..
So.. mau ke Bukit Holbung ?, jangan lupa baca panduannya agar kamu bisa sampai disana dengan cepat, sehat dan selamat.
Panduan menuju Bukit Holbung :
Jika dari Parapat ;
- Jika kamu berada di kota Parapat, maka kamu harus menyebrang ke pulau Samosir, melalui pelabuhan Ajibata, sesampai di Samosir kamu bisa mengikuti jalan utama lingkar Samosir, jalan beraspal mulus hingga ke Pangururan. Perjalanan ke Pangururan memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit hingga 2 jam, tergantung kecepatannya saja.Jika Dari Berastagi;
- Bagi kamu yang tidak membawa kendaraan, kamu bisa menyewa Sepeda Motor di kawasan Tomok maupun Tuktuk. Harga sewa kendaraan sekitar 100 ribu per hari.
- Di pangkal kota pangururan / sebelum memasuki kota, kamu akan ketemu jalan kekanan, yaitu jalan lintas menuju berastagi via Tele. Namun sebelum kamu melanjutkan saya sarankan agar kamu mengisi BBM terlebih dahulu di SPBU Pertamina yang ada di kota Pangururan, karena setahu saya hanya ada satu SPBU di wilayah itu bahkan mungkin satu-satunya di wilayah pulau Samosir, tentunya kamu tidak ingin kendaraanmu mogok ditengah jalan hanya karena kehabisan minyak kan ?.
- Setelah kamu mengisi BBM kembalilah ke pangkal kota Pangaruruan / simpang jalan menuju Berastagi via Tele atau jalan Tele - Pangururan yang tadi, ikuti jalan itu, nanti kamu akan ketemu jembatan diatas kanal, dimana kanal inilah yang menjadi pemisah antara daratan dengan Pulau Samosir, kamu terus saja, tidak jauh dari sana kamu akan ketemu simpang jalan kekanan, dimana jalan itu menuju ke wisata Air Panas ( Hot spring )Aek Rangat, namun karena tujuanmu adalah holbung ya kamu lurus aja gak usah belok.
- Dari Simpang Aek Rangat tadi kamu terus ikuti saja jalan mulus di tepian danau sambil melihat pemandangan, kamu akan menjumpai lagi simpang jalan mendaki di sebelah kanan jalan, namun kamu lewati saja, dan terus jalan saja hingga kamu ketemu simpang jalan ke kanan lagi, itu adalah jalan menuju ke Wisata Aek Sipitu Dai atau Air Tujuh Rasa, kamu bisa mampir kemari nanti sekembalinya dari Bukit Holbung.
- Nah Dari Simpang Aek Sipitu Dai ini, sekitar 2km kedepan kamu akan menjumpai Simpang Tiga ke Kiri, Nah Simpang ini Adalah jalan masuk menuju ke Bukit Holbung. Untuk meyakinkan bahwa benar ini adalah simpang menuju Bukit Holbung, coba kamu perhatikan di Sudut sebelah kanan terletak sedikit diatas bukti setinggi kira2 2-3 meteran, ada semacam Tugu atau mungkin makam (saya kurang jelas), dan di sudut sebelah kiri ada patok beton penanda persimpangan, dan ada juga tiang listrik Solar Cell, dan wilayah sekitar simpang itu ada seperti parkiran mobil. Jika kamu melihat tanda-tanda itu maka kamu berada di simpang yang benar.
- Sebagai penguat feeling kamu, kamu boleh menghitung jarak dengan menggunakan Speedo Meter mulai dari pangkal Pangururan hingga ke Simpang Pemandian Aek Sipitu Dai adalah sekitar 8km, dan dari simpang Aek Sipitu dai itu ke Simpang Bukit Holbung adalah 2km, atau total jarak sekitar 10km dengan waktu tempuh lebih kurang 20 menit.
- Dari simpang tiga jalan masuk ke Bukit Holbung sekitar 8km, jadi kamu ikuti saja jalan beraspal ini, hati-hati karena jalan menurun dan berkelok, tahun 2017 kemaren aspal jalan di penurunan ini agak sedikit rusak mungkin karena tergerus air sehingga banyak bebatuan dan lobang di beberapa ruas jalan. Kamu ikuti saja terus jalan ini, karena memang jalan ini merupakan satu-satunya jalan menuju bukit Holbung.
- Selama kamu mengikuti jalan ini,kamu akan melewati perumahan penduduk,dan kamu juga akan menjumpai simpang jalan menuju Air Terjun Efrata, kamu bisa kemari nanti setelah dari holbung. Terus saja ikuti jalan hingga kamu menjumpai sebuah Masjid di sebelah kanan jalan yang artinya kamu sudah berada di desa Janji Martahan, berpatokan dari masjid ini, tidak beberapa lama lagi kamu akan melewati jalan mendaki di tepi lereng bukit menuju ke pelataran parkir Bukit Holbung. Saat kamu mendaki berhati-hatilah, meskipun jalan sudah di Cor Beton, namun tidak cukup leluasa jika kamu harus berselisih dengan mobil yang sedang menurun dari atas.
- Setelah kamu melewati jalan mendaki di lereng bukit dimana sebela kiri jalan adalah jurang, maka kamu akan sampai di pelataran parkir Bukit Holbung, Saya tidak tahu berapa biaya parkir kendaraan saat ini, yang saya tahu ketika saya kesana itu Rp.5000 untuk parkir Mobil, dan kami bayar Rp. 10.000 untuk 2 mobil.
- Turunlah dari mobil, dan silahkan mendaki Bukit Holbung yang sudah kamu impi-impikan. Nikmatilah...
- Jika kamu berada di kota Medan dan ingin ke Holbung via Berastagi, hal ini juga tidak akan sulit, justru menurut saya jarak tempuhnya lebih dekat, ketimbang kamu harus keparapat terlebih dahulu, terkecuali jika kamu tidak membawa kendaraan sendiri dan lebih memilih menyewa Sepeda motor dari kawasan Tomok atau TukTuk di Samosir.
- Dari Medan kamu Menuju Berastagi, terus kearah Kabanjahe, terus kearah Simpang tiga Merek. Dari Simpang tiga Merek ini ikuti jalan Merek - Sidikalang, ikuti terus jalan pegunungan ini hingga kamu ketemu Simpang Tiga Sidikalang, jarak dari Merek ke Simpang ini sekitar 43km dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 30 menit tergantung kecepatan.
- Ketika kamu sampai di simpang tiga jalan menuju Sidikalang dan jalan menuju Dolok Sanggul, kamu pilih jalan yang ke kiri yaitu jalan Dolok Sanggul - Sidikalang, ikuti terus jalan itu hingga kamu ketemu simpang tiga lagi yaitu Simpang Tele, jarak dari Simpang Sidikalang ke Simpang Tele ini sekitar 40km, dengan jarak tempuh sekitar 1 jam hingga 1 jam 30 menit tergantung kecepatan.
- Dari simpang Tele ini berbeloklah ke kiri yakni jalan menuju Pangururan ibukota kabupaten Samosir. Sekitar 3km dari simpang Tele tadi, kamu akan ketemu Menara Tele, disini kamu bisa berhenti sejenak, untuk melihat pemandangan danau toba dari ketinggian, kamu bisa naik keatas menara, dan perlu kamu ketahui bahwa Menara Tele ini merupakan salah satu destinasi favorit para wisatawan, kamu bisa melihat pemandangan gunung Pusuk Buhit dari kejauhan.
- Setelah berpuas di Menara Tele, lanjutkan perjalanan dengan menuruni jalan pegunungan yang mulus namun sedikit berkelok, dan sekitar 8km dari sana, kamu akan sampai di Simpang tiga jalan masuk Bukit Holbung. Simpangnya berada di sebelah kanan jalan, jadi jangan kelewatan ya..
- Dari simpang Jalan Masuk ini, silahkan kamu ikuti petunjuk seperti diatas.
TIPS Mengunjungi Bukit Holbung:
- Persiapkan Kendaraan kamu dengan baik
- Pergilah bersama teman-teman, agar tidak bosan dijalan
- Penuhkan selalu BBM kendaraan kamu, kamu bisa mengisi di SPBU Kota Pangururan atau di Simpang 3 Sidikalang.
- Bawa makanan yang cukup, karena di kawasan Bukit Holbung tidak ada yang jualan makanan, setidaknya ini kondisi saat saya berkunjung kesana namun tidak tahu juga saat ini, tapi sebagai antisipasi sebaiknya bawa saja.
- Bawalah jaket atau baju hangat sebagai persiapan udara dingin, karena cuaca disana berubah-ubah, seketika bisa turun hujan dengan tiba-tiba.
- Pakailah sepatu atau sendal gunung, karena jika hujan jalan mendaki Bukit Holbung akan Licin.
- Jangan lewatkan juga wisata disekitaran Bukit Holbung, Selain Air terjun Efrata yang telah kamu lewati tadi, kamu bisa melanjutkan perjalanan menuruni lembah Desa Dolok Raja, disana banyak pemandangan yang indah.
Saran-Saran Mengunjungi Bukit Holbung:
- Mengunjungi Bukit Holbung sebaiknya tidak menggunakan Bus Pariwisata yang besar, Selain jalan menuju Bukit Holbung kecil, juga terdapat banyak Kelokan / tikungan tajam, sehingga Bus Besar tidak akan bisa melaluinya. Namun Bus kecil sekelas Elf masih bisa.
- Bukit Holbung adalah tempat yang indah dan bersih, so bawa kembali sampahmu jangan tinggalkan disana, apalagi buat kamu yang suka berkemah. Jaga kebersihan ya gaess...
Selamat jalan-jalan, dan nikmatilah hidupmu...
Artikel ini di tulis oleh : Kenzie Yudhistira ( Founder Bolewisata.com )
INSTAGRAM : @kenzie_yds
Artikel ini juga saya dedikasikan buat teman-teman Komunitas Jalan-Jalan Indonoesia Regional Medan, yang telah bersama-sama ikut Gathering Adventure Explore Pesona Wisata Sumut 2017.
- Vean Tristan
- Jenatan Sianipar
- Anjas
- Rizal Jali
- Rizal sihombing ( Thepo )
- Hasrol Aswad
- Nuraffany ( Pani )
- Nasrida Sahara ( rara)
- Indah Jho
- Diana Rose
- Diana ray
- Asmuny
- Sarah
Bukit Holbung Via Google Map
Berapa jauh tracking menuju lokasi bukit holbung dari parkiran k? Tq
BalasHapustidak jauh kak, karena parkiran berada di kaki bukit... jadi dari pinggiran parkiran langsung masuk jalan setapak mendaki bukit.... hati hati ya ...
Hapus